HUBUNGAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DERMATOFITOSIS DI DESA LERENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31004/jn.v2i1.713

Keywords:

Personal hygiene, dermatofitosis

Abstract

Prevalensi penyakit dermatofitosis di Asia mencapai 35,6%, sedangkan di Indonesia penyakit dermatofitosis mengalami peningkatan sebanyak 65% hal ini disebabkan personal hyegine yang buruk. Insiden dari penyakit dermatofitosis menyatakan 20% orang dari seluruh dunia mengalami infeksi kutaneus dengan infeksi tinea korporis yang merupakan tipe yang paling dominan dan diikuti dengan tinea kruris,tinea pedis, dan onikomikosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan kebersihan diri (personal hygiene) dengan kejadian penyakit dermatofitosis di desa lereng wilayah kerja puskesmas kuok tahun 2018. Jenis penelitian ini adalahanalitik dengan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua masyarakat usia 46-55 tahun di desa lereng wilayah kerja puskesmas kuok tahun 2018 yang berjumlah 107 orang, adapun sampel berjumlah 85 orang, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara simple randomsampling. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan kebersihandiri (personal hygiene) dengan kejadian penyakit dermatofitosis di desa lereng wilayah kerja puskesmas kuok tahun 2018 dengan p value 0,010< 0,05. Diharapkan untuk selalu menjaga kebersihan (personal hygiene) sehingga mengurangi kejadian dermatofitosis pada pekerja

References

Agustina.(2012). Dermatologi dan Venerologi.Diktat kuliah. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

Alimul. (2016). Hubungan Kerentanan Fisik, Sanitasi Dasar Rumah dan Tingkat Risiko Lokasi Permukiman Penduduk dengan Riwayat Penyakit dermatofitosis di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur

Arif.(2010). Gambaran Klinis Penyakit-Penyakit Jamur Superfisialis pada Kulit.Dalam. Jakarta: Nuha Medika

Djuanda. (20100. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,. Ed.4. Jakarta ; FKUI.

Fatimah. (2014). Insiden dermatomikosis di RSU Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung.Jurnal Mikologi Kedokteran Indonesia. 1: 5-7

Handoko.(2011). Prevalensi dan Faktor Risiki Terjadinya Tinea pedis Pada Pekerja Textil di PT.Batamtex Semarang.Skripsi. Universitas Deponegoro

Isroin.(2012). Prevalensi Tinea Kruris Pada Pekerja Usaha Makanan ‘Seafood Kaki Lima’ dan Berbagai Faktor Yang Mempengaruhinya.Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kumari.(2014). Tinea Pedis- an Update.Asian Journal of Medical Sciences. Vol 2: 134-8

Kumara.(2014). Hubungan Personal Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Dengan Keluhan Penyakit Kulit Di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Diakses tanggal 14 Juli 2018

Lita. (2015). Pengaruh Lingkungan Fisik Rumah Dan Personal Hygiene Terhadap Kejadian Dermatofitosis Pada Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan. Diakses tanggal 12 Juli 2018

Patel.(2009). Hubungan Kadar CD-4 Dengan Infeksi Jamur Superfisialis Pada Penderita HIVdi RSUP H. Adam Malik Medan.Universitas Sumatra Utara.Tesis.

Paramita. (2008). Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin,.Atlas Penyakit Kulit & Kelamin. Surabaya:

Ramdani.(2015). Gambaran Klinis Penyakit-Penyakit Jamur Superfisialis pada Kulit.Dalam : Kumpulan Naskah Dermato-Mikologi. Surabaya : FK UNAIR.

Risdianto.(2013). Tinea Kapitis Pada Bayi dan Anak.Dalam : Penyakit Papuloeritroskuamosa dan Dermatomikosis Superfisialis pada Bayi dan Anak. Semarang : Universitas Diponegoro

Siregar.(2015). Penyakit jamur Kulit.EGC : Jakarta

Suriadi.(2015). Prevalensi Tinea Kruris Pada Pekerja Usaha Makanan ‘Seafood Kaki Lima’ dan Berbagai Faktor Yang Mempengaruhinya.Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Soekandar.(2011). Dermatologi dan Venerologi.Diktat kuliah. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.

Verma.(2010). Anatomi Kulit-Faal Kulit. Dalam: Djuanda,A. (eds). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Widodo.(2016). berjudul hubungan personal hygiene dengan kejadian dermatofitosispada Warga Desa Air Merah Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. Diakses tanggal 13 Mei 2018

Wahyuni.(2016). kne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima. Dalam: Djuanda, Adhi, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, ed. 5. Jakarta: Fk-UI, 256.

Wahyudi.(2016).hubungan personal hygine dengan dermatofitosis.Diakses tanggal 14 maret 2017.

Wartonah.(2014). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Wolff and Johnson, (2012). Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. Edisi ke-6.hlm. 692-718. New York: The McGrawHill Companies.

Downloads

Published

2018-04-20

How to Cite

HIDAYAT, R. (2018). HUBUNGAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL HYGIENE) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DERMATOFITOSIS DI DESA LERENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK. Jurnal Ners, 2(1), 86–94. https://doi.org/10.31004/jn.v2i1.713

Issue

Section

Articles