RAISING CHILDREN WITH DOWN SYNDROME TO BE INDEPENDENT; A CASE STUDY OF DSTAR COMMUNITY

Authors

  • Aida Husna STAI Pati
  • Indar Wahyuni STAI Pati

DOI:

https://doi.org/10.31004/jrpp.v6i2.22672

Keywords:

Down Syndrome, Mandiri, Best Practice

Abstract

Down syndrome adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki kelebihan kromosom, disebut juga Trisomi 21. Salinan tambahan ini mengubah cara tubuh dan otak bayi berkembang, yang dapat menyebabkan tantangan mental dan fisik bagi bayi. Karena sindrom Down adalah kondisi seumur hidup, anak-anak dengan sindrom Down memerlukan layanan di awal kehidupannya yang sering kali membantu mereka meningkatkan kemampuan fisik dan intelektual. Sebagian besar layanan ini berfokus pada membantu anak-anak dengan sindrom Down mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Faktanya, tidak semua orang tua dari anak-anak tersebut dapat menerima anaknya dengan kondisi seperti itu. Jika tidak, mereka tidak tahu bagaimana mendukung anak-anak mereka yang mengidap sindrom Down. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap praktik terbaik yang dilakukan anggota komunitas DSTAR dalam membesarkan anak penderita Down Syndrome menjadi anak mandiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan 7 orang anggota komunitas DSTAR sebagai subjek penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasih sayang, perhatian, penerimaan, pengulangan, disiplin, dan keterlibatan anak dalam aktivitas keluarga merupakan praktik terbaik dalam membesarkan anak down syndrome menjadi anak mandiri.

References

Ali, Z. (2006). Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta. Sinar Grafika.

Children's Bureau. (2017). The Role of Family in Child Development. Retrivied on. https://www.all4kids.org/news/blog/the-role-of-family-in-child-development/

Coles, Arianna. (2022). Learning Strategies for Increasing Independence. Canada’s Down Syndrome Magazine. Summer 2022, Issue #11.

Djamil, M.N. (2013). Anak Bukan Untuk Dihukum. Jakarta. Sinar Grafika.

Harjaningrum, A. T. (2017). Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat Melalui Pemaham Teori dan Tren Pendidikan. Jakart. Prenanda Media Group.

Irwanto. (2019). A-Z Down Syndrom. Surabaya: Airlangga University Press.

Mackenzie, Ruairi J. (2017). World Down Syndrome Day 2019: An Interview With Down Syndrome Expert Dr Julia Kinder. Technology Network.

Retrieved on https://www.technologynetworks.com/neuroscience/articles/world-down-syndrome-day-2019-an-interview-with-down-syndrome-expert-dr-julia-kinder-316969

Mangunsong, F. (2009). Psikologi Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus Jilid I. Depok. LPSP3 UI

Mangunsong, F. (2011). Psikologi Pendidikan Anak berkebutuhan Khusus Jilid II. Depok. LPSP3 UI

Miharet, G. (1993). Hak Hak Anak untuk Memperoleh Pendidikan. Jakarta. Balai Pustaka.

Nunes, M.D.R., & Dupas, Giselle. (2011). Independence of children with Down syndrome: the experiences of families. Rev. Latino-Am. Enfermagem 2011 July-Aug.;19(4):985-93

Rofiq, A. (1997). Hukum Islam di Indonesia, Vol.2. Jakarta. Rajawali Press.

Santrock, .W.J. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta. Salemba Humanika.

Utsman, H. & Purnomo S. A. (2004). Metode Penelitian Sosial. Jakarta. Bumi Aksara.

Yuwono, I. (2015). Identifikasi dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus. Banjarmasin. Pustaka Banua.

Downloads

Published

2023-08-29

How to Cite

Husna, A. ., & Wahyuni, I. . (2023). RAISING CHILDREN WITH DOWN SYNDROME TO BE INDEPENDENT; A CASE STUDY OF DSTAR COMMUNITY. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran (JRPP), 6(3), 883–889. https://doi.org/10.31004/jrpp.v6i2.22672