Merajah Tubuh: Ekspresi Seni Atau Antitesis Imamat 19:28
DOI:
https://doi.org/10.31004/jpdk.v5i1.11729Abstract
Penggunaan rajah tubuh atau tato di kalangan orang Kristen di Kota Kinabalu telah menjadi polemik. Ada yang menganggap tato sebagai tindakan ekspresi seni, bahkan untuk menunjukkan identitas diri sebagai orang Kristen, dengan menggunakan simbol kasih, salib, merpati, gambar Yesus dan ayat Alkitab. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas apakah ada titik paralel dari sudut etika antara merajah tubuh dan firman Tuhan dengan menggunakan Imamat 19:28 sebagai dasar pembahasan. Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dalam memahami tato sebagai ekspresi seni atau antitesis firman Tuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada titik paralel antara penggunaan tato dengan Imamat 19:28 yang melarang dengan tegas perbuatan merajah tubuh. Nasihat rasul Paulus dan rasul Petrus dalam Perjanjian Baru juga tidak memihak kepada pemakai tato yang dikatakan dapat merusakkan tubuh yang merupakan bait suci Roh Kudus. Apa yang dibutuhkan adalah bimbingan yang ramah dari gereja terhadap mereka yang memakai tato dan bukan penghakiman. Larangan penggunaan tato perlu digunakan melalui khutbah, seminar dan KKR agar dapat dipahami dengan tuntas oleh umat Kristen. Sesungguhnya, perhiasan yang sejati bukanlah perhiasan secara lahiriah, tetapi perhiasan batiniah yang tersembunyi iaitu sikap, karakter dan perilaku yang penuh kesopanan dan kesederhanaan.Downloads
Published
2023-01-18
How to Cite
Peter, J. Y. B. M. ., Sagala, R. W. ., Hutagalung, S. ., & Fernia, R. . (2023). Merajah Tubuh: Ekspresi Seni Atau Antitesis Imamat 19:28. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(1), 4681–4693. https://doi.org/10.31004/jpdk.v5i1.11729
Issue
Section
Articles
License
Copyright (c) 2023 Jamot Yusevender Bin Manganji Peter, Rudolf W. Sagala, Stimson Hutagalung, Rolyana Fernia
![Creative Commons License](http://i.creativecommons.org/l/by-sa/4.0/88x31.png)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgement of the works authorship and initial publication in this journal. Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).