TUMBUHAN ANTIPIRETIK SEBAGAI UPAYA SWAMEDIKASI DEMAM MASYARAKAT SUKU MANDAR, CAMPALAGIAN, KABUPATEN POLMAN

Authors

  • Hafsah Hafsah Biologi, Institut Sains dan Kesehatan Bone, Bone Sulawesi Selatan
  • Syamsiara Nur Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Sulawesi Barat, Majene Sulawesi Barat
  • Hasria Alang Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Patompo, Makassar, Sulawesi Selatan

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v3i3.6494

Keywords:

antipiretik, etnofarmasi, obat tradisional, tumbuhan obat

Abstract

Tumbuhan obat adalah jenis tumbuhan tertentu yang dapat digunakan sebagai obat tradisional, dikarenakan tanaman tersebut mengandung senyawa kimia, seperti flavonoid, alkaloid, saponin dan terpenoid. Salah satu pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional yaitu digunakan untuk menurunkan suhu tubuh atau sebagai antipiretik. Tujuan penelitian yaitu  untuk mengintarisasi tumbuhan antipiretik Suku Mandar khususnya di Desa Laliko Campalagian Polewali Mandar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekploratif yang bersifat kualitatif. Pengambilan sampel dilakukan melalui observasi, wawancara kepada responden dengan memberikan sejumlah pertanyaan terkait tanaman tradisional yang digunakan sebagai obat demam (sntipiretik). Responden yang digunakan untuk mengetahui jenis tanaman sebagai obat antipiretik yaitu sando (dukun), serta tokoh masyarakat yang dianggap memiliki pengetahuan dan masih menggunakan tanaman untuk pengobatan penyakit. Identifikasi tanaman dilakukan dengan menggunakan buku identifikasi. Analisa data kemudian dilakukan secara deskriptif. Obat antipiretik tradisional yang digunanakan oleh Suku Mandar yaitu terdiri dari ramuan dan obat. Ramuan digunakan untuk menurunkan demam pada bayi, diantaranya campuran bawang merah dan minyak, campuran bawang merah dan asam jawa, dan campuran bawang merah dan kunyit hitam, sedangkan obat dari tanaman tunggal digunakan untuk menurunkan panas orang dewasa secara tradisional, diantaranya pisang, daun papaya dan daun sambiloto. Bagian tanaman yang digunakan yaitu daun, umbi, rimpang, buah dan biji

References

Alang, H., Hastuti and Yusal, M.S. (2021) ‘Inventarytation of medicinal plants as a self-medication by the Tolaki, Puundoho village, North Kolaka regency, Southeast Sulawesi’, Jurnal Ilmiah Farmasi, 17(1), pp. 19–33. Available at: https://doi.org/10.20885/JIF.VOL17.ISS1.ART3.

Alang, H., Rosalia, S. and Ainulia, A.D.R. (2022) ‘Inventarisasi Tumbuhan Obat Sebagai Upaya Swamedikasi Oleh Masyarakat Suku Mamasa Di Sulawesi Barat’, Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi, 14(1), pp. 77–87. Available at: https://doi.org/10.25134/quagga.v14i1.4852.Received.

Azizah, Z. et al. (2022) ‘Analisis Fitokimia Dari Ramuan Obat Tradisional Untuk Penurun Panas Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.F.) Nees)’, Jurnal Farmasi Higea, 13(2), pp. 137–142. Available at: https://doi.org/10.52689/HIGEA.V13I2.398.

Cahyaningrum, E.D. and Putri, D. (2017) ‘Perbedaan suhu tubuh anak demam sebelum dan setelah kompres bawang merah’, Medisains Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, 5(2), pp. 66–74. Available at: https://doi.org/: http://dx.doi.org/10.30595/medisains.v15i2.1642.

Dhewi, I.K. (2012) Formulasi Tablet Effervescent Dari Ekstrak Daging Buah Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Sebagai Antikolesterol Dengan Variasi Kadar Pemanis Gula Aren Dan Stevia. Universitas Islam Indonesia. Available at: https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/36645 (Accessed: 2 June 2022).

Eristina and Ekaliana, N. (2021) ‘Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat Herbal Pada Kelompok Tani Sakura Di Desa Trikembang’, Jurnal Kefarmasian Akfarindo, 6(2), pp. 22–27. Available at: https://doi.org/10.37089/JOFAR.VI0.104.

Handayani, A. (2015) ‘Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat sekitar Cagar Alam Gunung Simpang, Jawa Barat’, (September 2015). Available at: https://doi.org/10.13057/psnmbi/m010628.

Izzuddin, M.Q. and Azrianingsih, R. (2015) ‘Inventory of medicinal plants in kampung adat urug, urug village, sukajaya district, bogor regency’, Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences, 3(1), pp. 081–092. Available at: https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21776/ub.natural-b.2015.003.01.11.

Larasati, A., Marmaini, M. and Kartika, T. (2019) ‘Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Di Sekitar Pekarangan Di Kelurahan Sentosa’, Indobiosains, 1(2), pp. 76–87. Available at: https://doi.org/10.31851/INDOBIOSAINS.V1I2.3198.

Mabel, Y., Simbala, H. and Koneri, R. (2016) ‘Identifikasi Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Suku Dani Di Kabupaten Jayawijaya Papua’, Jurnal MIPA, 5(2), pp. 103–107. Available at: https://doi.org/10.35799/JM.5.2.2016.13512.

Malik, F. et al. (2018) ‘Uji Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Buah Wualae (Etlingera elatior (Jack) R.M. Smith) Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus L.) Galur Balb/C’, Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan, 4(1), pp. 11–13. Available at: https://doi.org/10.33772/pharmauho.v4i1.4622.

Ningsih, I.Y. (2016) ‘Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur’, PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 13(1), pp. 10–20. Available at: http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PHARMACY/article/view/885/825 (Accessed: 7 December 2021).

Nulfitriani, N., Ramadhanil, R. and Yuniati, E. (2013) ‘Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional pada suku Tolitoli di desa Pinjan Sulawesi Tengah’, Biocelebes, 7(2), pp. 1–8.

Nurmalasari, N., Sukarsa, S. and Hidayah, H.A. (2012) ‘Studi Kasus Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Obat-Obatan Tradisional Oleh Masyarakat Adat Kampung Naga Di Kabupaten Tasikmalaya’, Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal, 29(3), pp. 141–150. Available at: https://doi.org/10.20884/1.MIB.2012.29.3.250.

Rahayu, S.M. and Andini, A.S. (2019) ‘Tumbuhan Antipiretik Di Desa Sesaot , Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat’, Journal of Phamaceutical Science and Medical Research, 2(2), pp. 42–49.

Suproborini, A., Laksana, M.S.D. and Yudiantoro, D.F. (2018) ‘Etnobotani Tanaman Antipiretik Masyarakat Dusun Mesu Boto Jatiroto Wonogiri Jawa Tengah’, Journal of Pharmaceutical Science and Medical Research, 1(1), pp. 1–11.

Tjitrosoepomo, G. (1994) Taksonomi tumbuhan (Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pterodophyta). Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Tusilawati, B. (2010) Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta: Aulia Publishing.

Udayani, N.N.W., Ratnasari, N.L.A.M. and Nida, I.D.A.A.Y. (2022) ‘Penetapan Kadar Senyawa Fitokimia (Alkaloid, Flavonoid dan Tanin) pada Ekstrak Etanol Rimpang Kunyit Hitam (Curcuma Caesia Roxb.)’, Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), pp. 2088–2093. Available at: https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/3256 (Accessed: 2 June 2022).

Utami, P. and Mardiana, L. (2013) Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cet 1. Jakarta: Penebar Swadaya.

Yapian, S.A. et al. (2014) ‘Uji Efek Antipiretik Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus)’, eBiomedik, 2(1), pp. 1–6. Available at: https://doi.org/10.35790/EBM.V2I1.3691.

Yassir, M. and Asnah, A. (2017) ‘Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Di Desa Batu Hamparan Kabupaten Aceh Tenggara’, JESBIO?: Jurnal Edukasi dan Sains Biologi, 6(2). Available at: http://www.jfkip.umuslim.ac.id/index.php/jesbio/article/view/321 (Accessed: 8 December 2021).

Yuniati, E. and Alwi, M. (2010) ‘Etnobotani Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Tradisional dari Hutan di Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah’, Biocelebes, 4(1), pp. 1978–6417. Available at: https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/Biocelebes/article/view/3811 (Accessed: 7 December 2021).

Downloads

Published

2022-09-02

How to Cite

Hafsah, H., Nur, S., & Alang, H. (2022). TUMBUHAN ANTIPIRETIK SEBAGAI UPAYA SWAMEDIKASI DEMAM MASYARAKAT SUKU MANDAR, CAMPALAGIAN, KABUPATEN POLMAN . Jurnal Kesehatan Tambusai, 3(3), 404–411. https://doi.org/10.31004/jkt.v3i3.6494