PENGALAMAN IBU DALAM MERAWAT BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) PREMATURE DI RUMAH SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA TAHUN 2024

Authors

  • Maidina Putri Putri Program Studi Profesi Bidan STIKES AS SYIFA Kisaran
  • Khairani Khairani Program Studi S1 Kebidanan, Universitas Imelda Medan
  • Tanti Narinawati Bondar Program Studi S1 Kebidanan, Universitas Imelda Medan

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i4.35779

Keywords:

Pengalaman Ibu, BBLR, Perinatologi

Abstract

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi prematur yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 34 minggu mempunyai refleks menghisap yang lemah, sehingga pemberian makanan enteral diberikan melalui selang orogastrik. Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah anak yang berat badan lahirnya kurang dari 2500 gram, berapapun usia kehamilannya. Untuk meninjau pengalaman ibu dalam merawat bayi berat lahir rendah (BBLR) premature di Ruang Perinatologi RS Imelda Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai pendekatan fenomelogi dengan menghasilkan informasi mendalam berasal dari naskah wawancara, rekaman wawancara, catatan peneliti.Penelitian ini dilakukan di ruang perinatologi RSU Imelda medan. Jumlah partisipan 6 (enam) orang ibu yang memiliki bayi BBLR yang di rawat di ruang perinatologi RSU Imelda. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara mendalam pada partisipan dan dianalisa secara tematik. Dari hasil wawancara di tentang pengetahuan dan pemahaman ibu dalam merawat bayi BBLR masih kurang hanya satu informan yang mengetahui dengan benar bagaimana perawatan bayi BBLR mulai dari kebutuhan nutrisi, mengajaga suhu tubuh bayi BBLR dengan metode kangguru dan menjaga kebersihan sekeliling bayi BBLR. Dari hasil penelitian di dapatkan pengetahuan informan masih kurang dalam perawatan bayi BBLR, pengetahuan yang kurang dapat menimbulkan kurangnya perawatan yang di berikan terhadap bayi BBLR.

References

Adu-Bonsaffoh, K. et al. (2022) ‘Women’s lived experiences of preterm birth and neonatal care for premature infants at a tertiary hospital in Ghana: A qualitative study’, PLOS Global Public Health, 2(12), p. e0001303. Available at: https://doi.org/10.1371/journal.pgph.0001303

Erani Asri, Dary and Rifa Tampubolon (2023) ‘Gambaran Perawatan pada Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah’, Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 14(1), pp. 79–88

Falah Hasibuan, N. et al. (2023) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Rsu Delima Medan Tahun 2022’, Journal of Educational Innovation and Public Health, 1(1), pp. 149–164. Available at: https://doi.org/10.55606/innovation.v1i1.863.

Indriyani, D., Azza, A. and Angin, R. (2021) ‘Pkm Kelompok Ibu Rumah Tangga Sebagai Perawat Terbaik Dalam Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di Rumah’, J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 6(1). Available at: https://doi.org/10.25047/jdinamika.v6i1.1560

Ludyaningrum, R.M. (2016) ‘PERILAKU BERKENDARA DAN JARAK TEMPUH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA Driving Behavior and Mileage with the Incidence of URI on Students at Universitas Airlangga Surabaya’, Jurnal Berkala Epidemiologi, 4(3), pp. 384–395. Available at: https://doi.org/10.20473/jbe.v4i3

Kurniawati, D., Lestari, A. and Saputri, N. (2023) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pelaksanaan Metode Kangaroo Mother Care (KMC) Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu’, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 12(1), pp. 131–137

Merdikawati, A. et al. (2021) ‘Optimalisasi Dukungan Keluarga Dalam Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di Rumah’, Caring Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), pp. 40–48. Available at: https://doi.org/10.21776/ub.caringjpm.2021.001.01.5

Novitasari, A., Hutami, M.S. and Pristya, T.Y.R. (2020) ‘Pencegahan dan Pengendalian BBLR Di Indonesia: Systematic Review’, Pencegahan Dan Pengendalian Bblr Di Indonesia, 2(3), pp. 175–182.

Padila, P., Amin, M. and Rizki, R. (2018) ‘Pengalaman Ibu dalam Merawat Bayi Preterm yang Pernah dirawat di Ruang Neonatus Intensive Care Unit Kota Bengkulu’, Jurnal Keperawatan Silampari, 1(2), pp. 1–16. Available at: https://doi.org/10.31539/jks.v1i2.82.

Rerung Layuk, R. (2021) ‘Analisis Deskriptif Risiko BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) Di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar’, Masokan: Ilmu Sosial dan Pendidikan, 1(1), pp. 1–11. Available at: https://doi.org/10.34307/misp.v1i1.1

Riswan (2024) ‘Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), BBLR Dirujuk, dan Bergizi Buruk’, Proposal, pp. 4–6.

Stocks, N. (2016) model momming guide kangoroe mother care skin to skin contact terhadap kestabilan tubuh dan berat badan pada BBLR di puskesmas.

Suwignjo, P., Hayati, S. and Oktavia, I. (2022) ‘Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah’, Jurnal Keperawatan BSI, 10(1), pp. 155–162. Available https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index.

Terapi, P. et al. (2022) ‘Jurnal Abdimas Saintika Jurnal Abdimas Saintika’, 1, pp. 89–98.

Downloads

Published

2024-11-28