LITERATUR REVIEW: AKTIVITAS ANTIINFLAMASI BUMBU DAPUR FAMILI ZINGIBERACEAE SECARA IN VIVO DAN IN VITRO

Authors

  • Regina Tria Hidayati Program Studi Farmasi, Jurusan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Mataram
  • Agriana Rosmalina Hidayati Program Studi Farmasi, Jurusan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Mataram https://orcid.org/0000-0003-0112-2563

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i3.33159

Keywords:

antiinflamasi, bumbu dapur, zingiberaceae, In vivo, In vitro

Abstract

Inflamasi merupakan respon biologis normal dari sistem kekebalan tubuh terhadap stimulasi berbahaya. Pada tingkat jaringan, inflamasi ditandai dengan munculnya kemerahan, bengkak, panas, nyeri dan hilangnya fungsi jaring. Terapi inflamasi saat ini terbatas pada agen antiinflamasi steroid dan non steroid. Namun, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang serius. Oleh karena itu, pengembangan agen antiinflamasi yang lebih aman menjadi subjek yang menarik. Pengembangan obat antiinflamasi yang berasal dari sumber alam adalah strategis rasional dan produktif untuk pengobatan inflamasi. Bumbu dapur adalah tumbuhan beraroma yang dimasukkan ke dalam masakan untuk bahan penyedap rasa serta penambah nafsu makan. Famili  zingiberaceae merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang dimanfaatkan untuk pengobatan sebagai antiinflamasi. Literatur Review ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme molekuler dan bioaktivitas antiinflamasi dari senyawa aktif yang terdapat dalam bumbu dapur famili dari zingiberaceae. Penulisan artikel ini dilakukan dengan systematic review. Literatur yang digunakan yaitu jurnal nasional dan internasional terbitan 10 tahun terakhir yang diperoleh dari platform ilmiah seperti Google Scholar, Elsevier, dan PubMed. Berbagai penelitian menunjukan bahwa komponen bioaktif bumbu dapur dari famili zingiberaceae, seperti gingerol, asam-6-gingesulfonat, shogaol, DGHD, kurkumin, bisacuron, galangin, ACE, ACA, ECH, EPMC dan  - 3- carene mampu menekan mediator proinflamasi IL-1b, TNF-a, IL-6, IL-13 melalui regulasi jalur sinyal seperti, NF-kB, COX-2 dan iNOS yang berperan penting dalam patogenesis peradangan. Berdasarkan hasil data literatur, dapat disimpulkan bahwa bumbu dapur kunyit (Curcuma longa) dari famili zingiberaceae merupakan sumber yang paling potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif terapi untuk penyakit inflamasi.

References

Ajayi, B. O., Olajide, T. A., & Olayinka, E. T. (2022). 6-gingerol attenuates pulmonary inflammation and oxidative stress in mice model of house dust mite-induced asthma. Advances in Redox Research, 5, 100036. https://doi.org/10.1016/j.arres.2022.100036

Auliani, A., & Sofiyanti, N. (2014). Studi Etnobotani Famili Zingiberaceae Dalam Kehidupan Masyarakat Lokal Di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar. JOM FMIPA, 1(2), 526.

Baldo, D. E., & Serrano, J. (2016). Screening for intestinal anti-inflammatory activity of Alpinia galanga against acetic acid-induced colitis in Mice (Mus musculus). https://www.researchgate.net/publication/323078657

Bischoff-Kont, I., Primke, T., Niebergall, L. S., Zech, T., & Fürst, R. (2022). Ginger Constituent 6-Shogaol Inhibits Inflammation- and Angiogenesis-Related Cell Functions in Primary Human Endothelial Cells. Frontiers in Pharmacology, 13. https://doi.org/10.3389/fphar.2022.844767

Downloads

Published

2024-09-22