HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HIGIENE DENGAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN: LITERATURE REVIEW 2014-2023
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v5i3.32652Keywords:
Higiene perorangan, Kesehatan, Pondok Pesantren, Sanitasi LingkunganAbstract
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis yang terjadi pada individu, kelompok, atau masyarakat yang tinggal di lingkungan yang padat hunian seperti pondok pesantren dan sebagainya. Seorang santri akan lebih mudah terkena penyakit skabies ketika memiliki personal higiene yang buruk dan sanitasi lingkungan di sekitarnya kurang memadai. Kasus skabies menjadi sebab menurunnya tingkat konsentrasi dan prestasi belajar para santri. Secara global, selain negara Cina, Timor Leste, Vanuatu, dan Fiji, Indonesia menjadi salah satu dari lima negara dengan beban skabies terbesar. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara sanitasi lingkungan dan personal higiene dengan kejadian skabies pada santri di pondok pesantren. Metode penelitian ini adalah literature review. Penelitian terpilih dan digunakan adalah sebanyak 25 artikel penelitian tahun 2014-2023 dan telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sanitasi lingkungan dan personal higiene. Adapun variabel terikat yaitu kejadian skabies. Hasil penelitian adalah hampir semua artikel menunjukkan hubungan bermakna antara sanitasi lingkungan (56%) dan personal higiene (92%) dengan kejadian skabies di pondok pesantren. Faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kejadian skabies pada santri di pondok pesantren adalah akses ke rumah sakit, jenis kelamin, pengetahuan, ketersediaan peraturan tentang jenis kelamin, pengetahuan, usia, status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan. Disimpulkan bahwa sanitasi lingkungan dan personal higiene memiliki hubungan dengan kejadian skabies di pondok pesantren. Pondok pesantren hendaknya melakukan upaya pencegahan melalui kerjasama dengan pemerintah dan tenaga kesehatan setempat guna mewujudkan kesehatan santri dari ancaman skabies.References
Sinaga, M., & Limbong, D. (2019). DASAR EPIDEMIOLOGI. DEEPUBLISH.
Sungkar Saleha. (2016). Skabies: Etiologi, Patogenesis, Pengobatan, Pemberantasan, dan Pencegahan. Badan Penerbit FK UI. www.bpfkui.com
Tahani, A. (2022). Hubungan Perilaku Kebersihan Personal Terhadap Dugaan Kejadian Penyakit Skabies Di Pesantren Darul Falah Tahun 2021. Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 21(2), 202–206.
Tarigan, S. D. W. (2018). Pengaruh Higiene Perorangan Terhadap Prevalensi Terjadinya Penyakit Scabies Di Pondok Pesantren Matholiul Huda Al Kautsar Kabupaten Pati. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 7(1), 113–126.
Tri Handari, S. R. (2018). Analisis Faktor Kejadian Penyakit Skabies di Pondok Pesantren An-Nur Ciseeng Bogor 2017. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 14(2), 74. https://doi.org/10.24853/jkk.14.2.74-82
Ubaidillah, U., & Khoiriah, N. (2020). Beberapa Faktor Risiko Penyakit Gudikan (Scabies) Di Pondok Pesantren Binaul Ummah Desa Bawuran, Pleret, Bantul Tahun 2018. Jurnal Kesehatan dan Pengelolaan Lingkungan, 1(1), 1–6. https://doi.org/10.12928/jkpl.v1i1.1635
WHO. (2023). Scabies. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/scabies
Widyantari, S., Rozita Maharani, D., & Muhammad Yulianto Listiawan. (2023). Profile of Scabies in Surabaya Boarding School. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 35(3), 199–202. https://doi.org/10.20473/bikk.v35.3.2023.199-202
Yulfi, H., Zulkhair, M., & Yosi, A. (2022). Scabies infection among boarding school students in Medan, Indonesia: Epidemiology, Risk Factors, and Recommended Prevention. Tropical Parasitology, 12(1), 34–40. https://doi.org/10.4103/tp.tp_57_21
Rachma Nisa, F., & Rahmalia, D. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Skabies pada Santri Putra di Pondok Pesantren Darurrahmah Gunung Putri Bogor. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 3(1), 16–23. https://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas/article/view/591
Ratnasari, A. F., & Sungkar, S. (2014). Prevalensi Skabies dan Faktor-faktor yang Berhubungan di Pesantren X, Jakarta Timur. eJournal Kedokteran Indonesia, 2(1). https://doi.org/10.23886/ejki.2.3177.
Rihatmadja, R., Miranda, E., Wicaksono, M. M., & Widaty, S. (2019). Why are they hard to treat? A preliminary survey to predict important factors causing persistent scabies among students of religion-affiliated boarding schools in Indonesia. Dermatology Reports, 11(S1), 41–43. https://doi.org/10.4081/dr.2019.8033
Rofifah, T. N., Lagiono, L., & Utomo, B. (2019). Hubungan Sanitasi Asrama Dan Personal Hygiene Santri Dengan Kejadian Scabies Di Pondok Pesantren Al Ikhsan Desa Beji Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Tahun 2018. Buletin Keslingmas, 38(1), 102–110. https://doi.org/10.31983/keslingmas.v38i1.4081
Sa’adatin, M., & Ismail, T. S. (2015). Hubungan Higiene Perorangan, Sanitasi Lingkungan dan Riwayat Kontak dengan Kejadian Skabies. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 10(1), 38–46.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Ahmad Alvi Alvikri, Ririh Yudhastuti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).