ANALISIS KADAR SGOT DAN SGPT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DALAM PENGOBATAN OAT DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Authors

  • Supardin Wabula Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta
  • Aji Bagus Widyantara Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta
  • Tri Dyah Astuti Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i3.32428

Keywords:

OAT, SGOT, SGPT, Tuberkulosis

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan dengan angka kasus dan kematian yang signifikan. Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah dengan angka kejadian tuberkulosis yang masih relatif tinggi, dengan jumlah kasus 1.335 kasus pada tahun 2022. Terjadi peningkatan dari tahun 2021 sebelumnya dengan jumlah kasus 879 kasus. Pengobatan tuberkulosis dapat menyebabkan kerusakan hati. Parameter untuk menentukan adanya kerusakan hati adalah dengan melihat kadar SGOT dan SGPT. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kadar enzim SGOT dan SGPT pada pasien tuberkulosis dalam pengobatan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama enam bulan di RSU PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel berdasarkan purposive sampling dengan ketentuan pasien hanya penderita tuberkulosis paru dalam pengobatan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) selama masa pengobatan bulan 1 sampai dengan bulan 6. Hasil penelitian menunjukan bahwa laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu sebesar 55,9% sedangkan perempuan 44,1%. Hasil pemeriksaan juga menunjukan bahwa kelompok usia <60 tahun sebagian besar pasien tuberkulosis yang menjalani pengobatan OAT sebesar 67,6% sedangkan usia 60 tahun 42,4%. Hasill pemeriksaan berdasarkan lama pengobatan, kadar SGOT dan SGPT yang meningkat sebagian besar lama pengobatan 6 bulan dengan persentase sebesar 5,9% sedangkan kadar SGOT normal persentase sebesar 94,1%. Hasil pemeriksaan SGPT juga menunjukan bahwa terjadi peningkatan berdasarkan lama pengobatan sebagian besar lama pengobatan 6 bulan dengan persentase 5,9% sedangkan kadar SGPT normal persentase sebesar 94,1%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan kadar sgot dan sgpt pada pasien tuberkulosis dalam pengobatan OAT selama 6 bulan.

References

Abbas, Akhmadi. (2017) ‘Monitoring Efek Samping Obat Anti-Tuberkulosis (OAT) Pada Pengobatan Tahap Intensif Penderita TB Paru di Kota Makassar’, Journal of Agromedicine and Medical Sciences, 3(1), pp. 19-24.

Adhanty & Syarif. (2023) ‘Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Tuberkulosis dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya: Tinjauan Sistematis’, Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 1(7), pp. 7-13.

Adriani, W., Zafriardy, A.F., Wiwik R. (2015) ‘Gambaran nilai SGOT dan SGPT pasien tuberkulosis paru yang dirawat inap di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2013’, Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran, 2(2), pp. 1-11.

Annisa, R., Zarfiardy, A.F., Firdayenti. (2015) ‘Perbandingan Kadar SGPT Pada Pasien Tuberkulosis Paru Sebelum dan Sesudah intensif di poliklinik paru RSUD Arifin Achmad pekanbaru’, JOM FK, 2(2), pp. 1-10.

Dasopang, E.S., Hasanah, F., Fauziah, I., Salman, S., & Bakri, T.K. (2020) ‘Potential side effects of medicine on patients with tuberculosis fixed-dose combination in dr. Pirngadi Hospital, Medan’, Jurnal Natural, 20(1), pp. 10–14.

Dinas Kesehatan DIY. (2023) Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2023. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (2017) Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2017. Surabaya: Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Erlangga, K. B. (2019) ‘Hubungan Kadar Enzim SGOT dan SGPT pada Pengobatan Fase Lanjut Penderita Tuberkulosis di RSUD Budhi asih’, Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: Universitas Mohammad Husni Thamrin.

Hartanto, T.D., Saraswati, L.D., Adi, M.S., & Udiyono, A. (2019) ‘Analisis Spasial Persebaran Kasus Tuberculosis Paru di Kota Semarang Tahun 2018’, Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 7(4), pp. 720-721.

Hasanah, N., Ratnaningtyas, T. O. & Razana, A. (2020) ‘Pengaruh Obat Anti Tuberkulosis terhadap Nilai SGPT dan SGOT Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Pasien Tuberkulosis Paru di RS Sari Asis Ciputat’, Jurnal Ilmiah Farmasi, 9(2), pp. 10–16.

Hermansyah, H. (2017) ‘Gambaran Penderita Tuberculosis Parudi Wilayah Kerja Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2015’, Jurnal Kesehatan Palembang, 12(1), pp. 63–70.

Juliarta, I., Mulyantari, N., & Yasa, I. (2018) ‘Gambaran Hepatotoksisitas (ALT/AST) Penggunaan Obat Anti Tuberculosis Lini Pertama dalam Pengobatan Pasien Tuberculosis Paru Rawat Inap di RSUP Sanglah Denpasar Tahun 2014’, E-jurnal Medika, 7(10), pp. 1-10.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022) Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014) Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis: Indonesia Bebas Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Konde, C. P., Asrifuddin, A. & Langi, F.L.F.G. (2020) ‘Hubungan Antara Umur, Status Gizi dan Kepadatan Hunian dengan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuminting Kota Manado’, Jurnal KESMAS, 9(1), pp. 106-113.

Mahendrani, C.R.M., Subkhan, M., Nurida, A., Prahasanti, K. & Levani, Y. (2020) ‘Analisis faktor yang berpengaruh terhadap konversi sputum basil tahan asam pada penderita tuberkulosis’. Jurnal Berkala ilmiah Kedokteran, 3(1), pp. 1-9.

Maria I L, Hasan I. (2014) ‘Drug-induced liver injury – Tantangan dalam diagnosis. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia’, Continuing Medical Education, 41(3), pp. 167-170.

Meena A, Daga M, Kar P. (2017) ‘Reintroduction Regimens in Anti-Tubercular Therapy-Induced Hepatitis in ExtraPulmonary Tuberculosis Patients – A Pilot Study’, Indian Journal of Medical Specialities, 8(1), pp. 13–6.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019. Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. 15 Januari 2019. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 68. Jakarta.

Rosida, A. (2016) Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati, Berkala Kedokteran, 12(1), pp. 123-131.

Subchi, T.D.N. (2019) ‘Pengaruh Pemberian First Line Drug Antituberculosis terhadap Jumlah Hydropic Swelling pada Sel Hepar Tikus Jantan (Rattus Novergicus Strain Wistar) yang Diinduksi Selama Dua Minggu’, Jurnal Saintika Medika, 15(7), pp. 60-68.

WHO. (2022) Global Tuberculosis Report 2022. Geneva: World Health Organization.

Yadav RK, Kaphle HP, Yadav DK, Marahatta SB, Shah NP, Baral S, Khatri E & Ojha R. (2021) ‘Health related quality of life and associated factors with medication adherence among tuberculosis patients in selected districts of Gandaki Province of Nepal’. J Clin Tuberc Other Mycobact Dis, 1(23), pp. 1-9.

Downloads

Published

2024-09-17

How to Cite

Wabula, S. ., Widyantara, A. B. ., & Astuti, T. D. . (2024). ANALISIS KADAR SGOT DAN SGPT PADA PASIEN TUBERKULOSIS DALAM PENGOBATAN OAT DI RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(3), 9152–9158. https://doi.org/10.31004/jkt.v5i3.32428