DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENYEBARAN DEMAM BERDARAH : TINJAUAN LITERATUR

Authors

  • Ardhya Meilya Rizky Arivadany m Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i3.30576

Keywords:

Demam Berdarah (DBD), Perubahan Iklim, Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembapan

Abstract

Peningkatan kasus demam berdarah (DBD) telah menjadi perhatian global dalam beberapa dekade terakhir. Demam berdarah merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai wilayah, baik perkotaan maupun pedesaan. Perubahan iklim merupakan faktor lingkungan utama yang mempengaruhi dinamika epidemiologi DBD melalui variasi suhu, curah hujan, dan pola cuaca lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan literatur tentang dampak perubahan iklim terhadap penyebaran demam berdarah di Indonesia. Metode studi yang digunakan adalah literature review dengan mengumpulkan data sekunder dari jurnal yang dipublikasikan dalam rentang waktu lima tahun terakhir, yaitu 2019-2024. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perubahan iklim mempengaruhi dinamika epidemiologi DBD melalui perubahan suhu, curah hujan, dan pola cuaca lainnya yang dapat memengaruhi penyebaran dan intensitas penyakit ini. Studi menunjukkan bahwa curah hujan yang tinggi menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk vektor DBD, sementara suhu udara yang tinggi mempercepat siklus hidup nyamuk dan replikasi virus dalam tubuh nyamuk. Kelembapan udara juga berperan dalam meningkatkan kelangsungan hidup telur dan perkembangan larva nyamuk. Namun demikian, hasil penelitian yang bervariasi menyoroti kompleksitas faktor-faktor lokal yang mempengaruhi pengaruh perubahan iklim terhadap DBD di berbagai wilayah. Kesimpulan dari studi ini memberikan wawasan yang penting untuk merancang strategi pencegahan dan pengendalian yang efektif terhadap DBD, yang sesuai dengan karakteristik geografis dan iklim lokal di Indonesia.

References

World Health Organization. (2024). "Dengue and severe Dengue”. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/Dengue-and-severe-Dengue World Health Organization (WHO). (2023). “Climate change and health”. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/climate-change-and-healthBone, T., Kaunang, W. P. J., & Langi, F. (2021). Hubungan antara curah hujan, suhu udara dan kelembaban dengan kejadian demam berdarah Dengue di kota manado tahun 2015-2020. Kesmas, 10(5), 36–45. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/35109

Chandra, E. (2019). Pengaruh Faktor Iklim, Kepdatan Penduduk dan Angka Bebas Jentik (ABJ) Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jambi. Jurnal Pembangunan Berlanjutan, 1(1), 1–15.Herdianti, Susanna, D., Eryando, T., Ramadhani, S. N., & Saputra, R. (2022). Analisis Trend Iklim Penyebab Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Batam Tahun 2016-2021. Journal of Positive School Psychology, 6(7), 1972–1982. https://journalppw.com/index.php/jpsp/article/view/11638

Jumaiah, J., Solikhah, S., & Wahyuni Sukesi, T. (2023). Tren Kasus Demam Berdarah di Puskesmas Sepaso Kecamatan Bengalon Tahun 2012-2022. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 6(12), 2572–2578. https://doi.org/10.56338/mppki.v6i12.4204

Kamaliah, K., & Marlina, S. (2021). Kajian Dampak dan Adaptasi Perubahan Iklim di Kalimantan Tengah. Media Ilmiah Teknik Lingkungan, 6(1), 34–42. https://doi.org/10.33084/mitl.v6i1.2105

Komaling, D., Sumampouw, O. J., & Sondakh, R. C. (2020). Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2016-2018. Journal of Public Health and Community Medicine, 1(1), 57–64.

Downloads

Published

2024-08-30