PENGARUH TINGKATAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN DISPEPSIA FUNGSIONAL PADA POLISI POLSEK TANAH KARO

Authors

  • Ayunda vidya karmelia br harahap Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta
  • Hardianto Setiawan Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta

Keywords:

Dispepsia fungsional, derajat merokok, merokok, polisi

Abstract

Polisi merupakan salah satu profesi dengan jam terbang tinggi. Beban pekerjaan serta faktor yang berasal dari diri sendiri,lingkungan maupun keluarga, sering kali menjadikan merokok sebagai solusi alternatif untuk mengatasi stres yang mereka alami. Dispepsia fungsional sebagai salah satu gangguan saluran cerna fungsional dengan tingkat prevalensi yang tinggi. Meskipun gangguan ini tidak didasarkan dari penyebab organik secara spesifik tetapi merokok menjadi salah satu pencetus yang meningkatkan kejadian dispepsia fungsional. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan derajat merokok dengan kejadian dispepsia fungsional di Polsek-Polsek di Tanah Karo. Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 100 orang anggota polisi Polsek-Polsek di Tanah Karo yang diambil dengan metode snowball sampling serta akan dianalisis dengan chi-square. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kriteria Roma III untuk menilai curiga dispepsia fungsional dan kuesioner merokok berdasarkan klasifikasi Sitepoe untuk menentukan derajat merokok. Hasil penelitian ini didapatkan responden yang menderita dispepsia fungsional yang tidak merokok sebanyak 3 orang (27%). Sementara responden yang terkena dispepsia fungsional dengan derajat merokok ringan sebanyak 13 orang (46%), responden dengan derajat merokok sedang sebanyak 14 orang (52%). Diketahui bahwa mereka yang merokok lebih dari 20 batang per hari (perokok berat) memiliki risiko mengalami dispepsia fungsional sebesar 3,127 kali lebih rentan dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Namun, untuk kategori perokok sedang dengan risiko 1,901 kali dan kategori perokok ringan dengan risiko 1,702 kali, masih belum bisa dipastikan secara definitif.  

References

Mayo Clinic. (n.d.). Smoking and ulcers: What’s the connection? Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peptic-ulcer/symptoms-causes/syc-20354223.

Moore, M. C. (1997). *Terapi diet dan nutrisi*. Jakarta: Hipocrates.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (n.d.). Peptic ulcer disease. Retrieved from https://www.niddk.nih.gov/about-niddk/strategic-plans-reports/burden-of-digestive-diseases-in-united-states/peptic-ulcer-disease.

Saosa, M. (2013) Relationship between Individual Factors and Work Exhaustion in Unloading Worker at Manado Port. Undergraduate Thesis. Manado: Faculty of Publich Health Universitas Sam Ratulangi.

Solichatunnisa, A. W. (2017). *Faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada polisi lalu lintas di Polresta Depok tahun 2017* (Doctoral dissertation, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta).

Ramadhan, K. J. M. C., & Lisiswanti, R. (2017). Hubungan tingkat stres dengan frekuensi merokok mahasiswa kedokteran Universitas Lampung. *Medula, 7*(5), 120.

Rahayu, P., & Purwanti, O. S. (2017). Hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

World Health Organization. (n.d.). Tobacco. Retrieved from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco

Downloads

Published

2024-08-22