EVALUASI PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DEMAM TIFOID ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BUDHI ASIH JAKARTA TIMUR TAHUN 2023

Authors

  • Hanny Mulyani Fakultas Ilmu kesehatan dan Teknologi, Universitas Binawan
  • Dwi Puspita Sari Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan
  • Nurraya Lukitasari Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i3.29605

Keywords:

: antibiotik, demam tifoid anak, profil

Abstract

Salmonella typhi merupakan bakteri penyebab penyakit tifoid yang ditandai dengan diare, muntah, anoreksia, dan mual. Di Indonesia, jumlah kasus demam tifoid setiap tahunnya dapat meningkat hingga 500 per 100.000 orang, dengan tingkat kematian sebesar 0,6 hingga 5%. 14,1 persen kasus penyakit tifoid di dunia mayoritas berasal dari Asia Tenggara. Jumlah kasus penyakit tifoid lebih tinggi terjadi pada anak, terutama anak usia sekolah. Peristiwa yang akan berdampak secara langsung pada hasil belajar anak. Dikarenakan antibiotik dapat diperoleh dengan mudah tanpa resep dokter, kasus yang sering terjadi pada pasien yaitu mengobati dengan antibiotik yang tidak rasional. Berdasarkan tinjauan diatas, maksud dari hasil observasi yaitu akan melaksanakan penelitian mengenai karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, berat badan) dan profil pemberian antibiotik terhadap pasien demam tifoid terhadap usia anak di RSUD Budhi Asih Jakarta Timur tahun 2023.  Jenis penelitian tersebut adalah pengkajian observasi gambaran dan pengambilan sampel dengan cara total sampling, dokumentasi informasi dilaksanakan berdasarkan retrospektif dan metode analisis dalam bentuk tabel berupa persentase. Data yang didapatkan semua pasien demam tifoid anak (usia 6-10 tahun) sebanyak 112 pasien dan sesuai memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik usia pasien terbanyak yaitu 6-7 tahun terdapat 58 pasien (52%), jenis kelamin terbanyak laki-laki yaitu 57 pasien (51%) dan berat badan dengan jumlah terbanyak terdapat pada berat badan 15-22 kg 58 pasien (52%) dan profil pemberian antibiotik yang digunakan yaitu ceftriaxone sebanyak 49 pasien (44%), cefixime sebanyak 31 pasien (28%), cefotaxime sebanyak 24 pasien (21%) dan azithromycin sebanyak 8 pasien (7%).

References

Abdurrachman & Febrina. (2018). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Penderita Demam Tifoid Di Rumah Sakit Al Islam Bandung. Farmaka, 16(2), 87–96.

Aswindra. (2018). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Rawat Inap Di Rumah Sakit Islam Klaten Tahun 2017. Skripsi, 1(1), 18–60.

Batosamma dkk. (2023). Literature Review: Pola Kepekaan Salmonella Typhi Terhadap Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Anak. Homeostasis, 6(3), 563–568.

Belinda, dkk. (2021). Rasional penggunaan antibiotik menggunakan metode Gyssens pada pasien poli bedah mulut. Farmaka, 20(2), 53–59.

Cahyani & Suyami. (2021). Demam Thypoid pada Anak di Ruang Hamka RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Motorik Jurnal Kesehatan, 1(6), 51–57.

Fatimah dkk. (2019). Evaluasi Penggunaan Obat Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Kabupaten Garut Pada Januari-Desember 2017. Farmako Bahari, 10(2), 160–170.

Hairunnisa dkk. (2020). Identifikasi Drug Related Problems (DRPs) Pada Pasien Demam Tifoid Pediatrik di RSUD Kabupaten Penajam Paser Utara Periode 2020. Jurnal Farmasi Klinik, 2(1), 1–11.

Hayati & Emelia. (2022). Evaluasi penggunaan antibiotik terhadap pasien demam typoid di rs. kartika husada tambun. Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(2), 319–329.

Khoirin & Gatot. (2021). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam Tifoid Dengan Metode ATC/DDD di Ruang Rawat Inap RSUD Pratama Lubai Ulu Tahun 2021. Jurnal Kesehatan Lentera, 4(2), 519–528.

Laily dkk. (2023). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Dengan Metode Atc/Ddd Di Rsi Pku Muhammadiyah Pekajangan. Jurnal Kesehatan Dan Kedokteran, 2(2), 31–37.

Oktaviana & Noviana. (2021). Efektivitas Terapi Antibiotika Demam Tifoid Pada Pediatrik Di Rumah Sakit X Kota Kediri. Journal Syifa Sciences and Clinical Research, 3(2), 63–70.

Pradiningsih dkk. (2021). Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB. Jurnal Ilmu Kefarmasian, 2(2), 125–130.

Pratiwi dkk. (2022). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Dengan Metode Atc/Ddd. Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 14(2), 151–160.

Sandika dkk. (2017). Sensitivitas Salmonella thypi Penyebab Demam Tifoid terhadap Beberapa Antibiotik. Jurnal Majority, 6(1), 41–44.

Santi, dkk. (2022). Pemeriksaan Status Gizi berdasarkan Nilai Indeks Massa Tubuh pada Anak Usia 10-12 Tahun di SDN 159 Bengkulu Utara. Indonesian Journal of Community Empowerment and Service (ICOMES), 2(2), 95–100.

Sinta R. dkk. (2020). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Inap di RSD Dr. Soebandi Jember. Jurnal Farmasi Galenika, 6(2), 212–220.

Sukmawati dkk. (2020). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Tifoid Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Bali dengan Metode Gyssens dan ATC / DDD. Jurnal Farmasi Udayana, 9(1), 37–44.

Ulfa & Kasmini. (2018). Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Pagiyanten. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 2(2), 227–238.

Wilsya dkk. (2021). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Dalam Pengobatan Demam Tifoid Di Rumah Sakit X Tahun 2020. Jurnal Farmasi Udayana, XI(2), 101–106.

Downloads

Published

2024-09-22