POTENSI UMBI BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALANICUM. L) SEBAGAI OBAT RADANG AMANDEL (TONSILITIS)
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.29535Keywords:
Antibakteri, Bawang merah, Pengobatan Alternatif, TonsilitisAbstract
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil faring yang sering melibatkan tonsil adenoid dan lingual, umumnya diatasi dengan obat pereda nyeri. Namun, kebutuhan akan alternatif pengobatan yang aman dan efektif, terutama untuk anak-anak, mendorong penelitian terhadap bawang merah (Allium cepa L.) yang dikenal memiliki kandungan antibakteri. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi sari umbi bawang merah sebagai alternatif pengobatan untuk tonsilitis dan infeksi bakteri. Metode tinjauan pustaka digunakan dengan mengumpulkan 27 artikel dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang diterbitkan antara tahun 2014 hingga 2024 dari sumber-sumber seperti WHO, Kementerian Kesehatan RI, PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bawang merah mengandung senyawa aktif seperti quercetin, flavonoid, saponin, dan tanin yang memiliki sifat antibakteri, anti-inflamasi, dan antioksidan. Senyawa allisin dalam bawang merah terbukti efektif menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Streptococcus mutans melalui kerusakan membran sel bakteri dan gangguan proses vital sel. Dengan demikian, sari umbi bawang merah memiliki potensi besar sebagai pengobatan herbal untuk tonsilitis dan berbagai infeksi bakteri lainnya. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan penggunaan bawang merah sebagai alternatif pengobatan yang aman dan efektif dibandingkan pengobatan konvensional. Hal ini sangat penting mengingat tingginya tingkat resistensi bakteri terhadap antibiotik konvensional.References
Ambarwaty, W. (2014). Uji Daya Antibakteri Jus Bawang Merah (Allium ascalonicum. L) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans ATCC 25175 Secara In Vitro (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Azanuddin, S., Calam, D. A., & Kom, S. (2019). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Tonsilitis (Amandel) Dengan Metode Certainty Factor. Jurnal Cyber Tech, 2(9).
Barus, G. (2018). Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Pupuk KCl terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah.
Basuki, S. W., Nuria, I., Ziyaadatulhuda A, Z., Utami, F., & Ardilla, N. (2020). Tonsilitis. Kesehatan, 2(1), 483–494.
Edy, H. J., & Jayanti, M. (2022). Pemanfaatan bawang merah (Allium cepa L) sebagai antibakteri di Indonesia. Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ), 5(1), 27-35.
Elsyana, V., & Tutik, T. (2018). Penapisan Fitokimia Dan Skrining Toksisitas Ekstrak Etanol Kulit Banwang Merah. Jurnal Farmasi Malahayati, 1(2), 107-114.
Hartati, M., & Noer, S. (2020). Penetapan kadar senyawa tanin ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium ascalonicum L.). In SINASIS (Seminar Nasional Sains) (Vol. 1, No. 1).
Hasyim, A., Setiawati, W., Jayanti, H., & Krestini, E. H. (2014). Repelensi Minyak Atsiri Tehadap Hama Gudang Bawang. Jurnal Hortikultura, 24(4), 336-345.
Hasrianda, E. F., & Setiarto, R. H. B. (2022). Potensi Rekayasa Genetik Bawang Putih terhadap Kandungan Senyawa Komponen Bioaktif Allicin dan Kajian Sifat Fungsionalnya. JURNAL PANGAN, 31(2), 167-190.
Irma, I., & Intan, S. A. (2018). Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Yogyakarta: Nuha Medika, 21.
Karneli, K., Karwiti, W., & Rahmalia, G. (2014). Pengaruh ekstrak bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus sp. JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang), 1(14).
Kementerian Kesehatan. (2018). Laporan hasil riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2018 (pp. 199, 531).
Khanifah, F. (2023). Potensi Bawang Merah (Allium cepa L) dan Bawang Merah (Allium cepa L. var. aggregatum) Sebagai Daya Hambat Bakteri Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Sintesis: Penelitian Sains, Terapan dan Analisisnya, 4(1), 81-86.
Maryanti, A., & Wulandari, F. (2023). The Production and Organoleptic Test of Onion Peel Eco enzyme. Jurnal Biologi Tropis, 23(2), 311-318.
Muhammad, A., & Qomariyah, S. N. (2021). Analisis Usahatani Bawang Merah (Allium cepa L.) di Desa Pandan Blole Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas KH. A. Wahab Hasbullah.
Mustofa, F. L., Artini, I., & Nurmawati, D. (2020). Karakteristik Pasien Tonsilitis pada Tonsilektomi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. ARTERI: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(4), 270-275.
Nikirahayu, M., Syafi’i, M., Agustini, R. Y., & Soedomo, P. (2021). Keragaan Karakter Morfologi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Katumi dan Violetta 3 Agrihorti di Lembang. Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech), 6(2), 55-61.
Nizar, M., Qamariah, N., & Muthmainnah, N. (2016). Identifikasi Bakteri Penyebab Tonsilitis Kronik Pada Pasien Anak Di Bagian Tht Rsud Ulin Banjarmasin. Berkala Kedokteran, 12(2), 197-204.
Octaviani, M., Fadhli, H., & Yuneistya, E. (2019). Uji aktivitas antimikroba ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium cepa L.) dengan metode difusi cakram. Pharmaceutical Sciences and Research, 6(1), 8.
Prihandini, T. A., & Kandhi, P. W. (2022). Hubungan antara Usia dengan Kualitas Hidup Penderita Tonsilitis Kronik. Plexus Medical Journal, 1(6), 224-233.
Putri, A. M. N., Poerwantiningroem, P. E., & Wahyurini, C. (2023). Studi Deskriptif Pasien Tonsilitis di Poli THT RSPAL Dr. Ramelan Surabaya Periode Tahun 2019-2021. Hang Tuah Medical Journal, 20(2), 235-247.
Rahayu, S., Kurniasih, N., & Amalia, V. (2015). Ekstraksi dan identifikasi senyawa flavonoid dari limbah kulit bawang merah sebagai antioksidan alami. al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2(1), 1-8.
Sulistiyono, F. D., Sofihidayati, T., & Lohitasari, B. (2018). Uji aktivitas antibakteri dan fitokimia kulit bawang merah (Allium cepa L.) hasil ekstraksi metode microwave assisted extraction (MAE). Mandala Of Health, 11(2), 71-79.
Tuhun. (2019). Penyakit THT. Semarang: Mutiara Aksara.
Udin, M. F. (2019). Buku praktis penyakit respirasi pada anak untuk dokter umum. Universitas Brawijaya Press.
Walijee, H., Patel, C., Brahmabhatt, P., & Krishnan, M. (2017). Tonsillitis. InnovAiT, 10 (10), 577-584.
World Health Organization. (2013). Survailance Of Risk Factors For NonCommunicable Diseases : The WHO Stepiseapproach. Summari. Geneva.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Dian Azizah Lukman, I Gusti Ayu Trisna Aryani
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).