HUBUNGAN INDEKS KEKAYAAN DENGAN MINIMUM ACCEPTABLE DIET (MAD) PADA ANAK USIA 6-11 BULAN BERDASARKAN DATA SURVEI DEMOGRAFI DAN KESEHATAN INDONESIA TAHUN 2017

Authors

  • Eurika Zebadia Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Indonesia https://orcid.org/0009-0008-9670-1333
  • Jasmine Hanida Sajida Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Indonesia
  • Trias Mahmudiono Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.29073

Keywords:

Indeks Kekayaan, Minimum Acceptable Diet, Anak Usia 6-11, Gizi Anak

Abstract

Prevalensi anak yang mengalami wasting dan stunting secara global pada tahun 2020 sebesar 6,9% dan 21,3%. Daya beli makanan yang bervariasi berkaitan dengan tingkat kekayaan. Salah satu indikator dalam mengukur praktik pemberian MP-ASI pada anak adalah Minimum Acceptable Diet (MAD). Indikator ini digunakan untuk mengukur keragaman pangan serta frekuensi MP-ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan indeks kekayaan dengan Minimum Acceptable Diet (MAD) pada balita berusia 6-11 bulan di Indonesia berdasarkan analisis data SDKI 2017. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan analisis data sekunder dari data SDKI 2017 di 34 provinsi di Indonesia. Data mikro SDKI 2017 tersedia secara publik dan diakses melalui domain public DHS Programme. Sub-populasi yang diteliti pada penelitian ini adalah anak berusia 6-11 bulan di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 1.381 anak. Metode analisis yang digunakan pada pengukuran wealth index dan MAD ini adalah analisis deksriptif dan inferansial. Analisi inferansial yang dilakukan adalah uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa prevalensi MAD sebesar 28,3% dari 1.381 anak. Faktor indeks kekayaan mempengaruhi MAD, dengan kategori wealth index kaya (p=0,012; OR=1,892) dan terkaya (p=<0,001; OR=2,911). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara Indeks kekayaan dengan MAD pada anak usia 6-11 bulan di Indonesia. Oleh sebab itu perlu dilakukan peningkatan distribusi dan pengobtrolan harga untuk meningkatkan MAD.

References

Gebremedhin, S. (2019). Core and optional infant and young child feeding indicators in Sub-Saharan Africa: a cross-sectional study. BMJ Open, 9(2), e023238. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2018-023238

Halim, K., Ayu, R., Sartika, R., Sudiarti, T., Putri, P., & Rahmawati, N. (2020). Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting among Children Aged 6-35 Months. J-Kesmas Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat (The Indonesian Journal of Public Health), 1, 41. https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i1.4380

Heidkamp, R. A., Kang, Y., Chimanya, K., Garg, A., Matji, J., Nyawo, M., Craig, H., Arimond, M., & Thorne Lyman, A. L. (2020). Implications of Updating the Minimum Dietary Diversity for Children Indicator for Tracking Progress in the Eastern and Southern Africa Region. Current Developments in Nutrition, 4(9), nzaa141. https://doi.org/10.1093/cdn/nzaa141

Janmohamed, A., Luvsanjamba, M., Norov, B., Batsaikhan, E., Jamiyan, B., & Blankenship, J. L. (2020). Complementary feeding practices and associated factors among Mongolian children 6–23 months of age. Maternal & Child Nutrition, 16(S2). https://doi.org/10.1111/mcn.12838

Joshi, N., Agho, K. E., Dibley, M. J., Senarath, U., & Tiwari, K. (2012a). Determinants of inappropriate complementary feeding practices in young children in Nepal: secondary data analysis of Demographic and Health Survey 2006. Maternal & Child Nutrition, 8(s1), 45–59. https://doi.org/10.1111/j.1740-8709.2011.00384.x

Downloads

Published

2024-06-29

Issue

Section

Articles