FAKTOR KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKA JAYA KOTA SABANG TAHUN 2022

Authors

  • Dek Cut Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Indonesia
  • Basri Aramico Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Aceh, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.28879

Keywords:

Stunting, BBLR, ASI Ekslusif, Penyakit Infeksi, Asupan Energi

Abstract

Stunting atau pendek merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami kegagalan tumbuh kembang sehingga anak memiliki tinggi badan lebih pendek dari standar usianya. Puskesmas Suka Jaya merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kota Sabang, berdasarkan hasil wawancara dengan petugas puskesmas Suka Jaya, diperoleh informasi bahwa prevalensi stunting di puskesmas sebesar 46,2%, yang artinya bahwa tingginya prevalensi stunting di puskesmas Suka Jaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan risiko kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Suka Jaya Kota Sabang tahun 2022. Desain penelitian ini dalam bentuk observasional analitik dengan pendekatan case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak stunting berusia 6-36 bulan tahun sebanyak 114 ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Suka Jaya Kota Sabang tahun 2022. Sampel kasus adalah ibu yang mempunyai anak stunting berusia 6-36 bulan tahun sebanyak 53 ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Suka Jaya Kota Sabang tahun 2022 dan sebanyak 53 ibu balita yang tidak mengalami stunting sebagai kontrol (control). Pengumpulan data dari tanggal 02 - 12 September 2022 dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara. Analisis data menggunakan uji Chi-Square program SPSS 21.Hasil penelitian menunjukan bahwa responden dengan stunting sebesar 50%, BBLR sebesar 57,5%, ASI ekslusif sebesar 45,3%, penyakit infeksi sebesar 54,7%, asupan total energy sebesar 48,1% dan keadaan lingkungan sebesar 43,4%. Hasil uji chi-square diperoleh bahwa ada BBLR p = 0,001, ASI ekslusif p = 0,006, penyakit infeksi p = 0,002, asupan total energi p = 0,011 dan keadaan lingkungan p = 0,019 dengan stunting. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa semua variabel memiliki hubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 6-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suka Jaya Kota Sabang tahun 2022.

References

Aridiyah, Farah O., dkk. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1).

Basri Aramico, Zamratul Husna, Analisis determinan stunting pada baduta di wilayah kerja puskesmas tahun 2016. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia. Vol. 4, No. 3, September 2016: 154-160.

BKKBN 2018, “Peran BKKBN di Balik Gerakan Penanggulangan Stunting,” Jurnal Keluarga (Informasi Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga).

Fitri, L. 2018. Hubungan BBLR dan Asi Ekslusif dengan Kejadian Stunting di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (131-137). Diakses di https://ejournal.kopertis10.or.id/inde x.php /endurance /article/view/1767

Fikawati S, Syafika, Karima K. Gizi ibu dan bayi. Jakarta: PT grafindo persada; 2015.

Hairunis, M. N. & N. Rohmawati, and L. Y. Ratnawati, “Determinan Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Soromandi Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat,” E-Jurnal Pustaka Kesehat., vol. 4(2), no. 2, pp. 323–329, 2016.

Ika dkk. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-60 Bulan. J Kesehat Kusuma Husada. 2021;12(1):35–41.

Indriani dkk. Prenatal Factors Associated with the Risk of Stunting: A Multilevel Analysis Evidence from Nganjuk, East Java. J Matern Child Heal. 2018;3(4):294–300

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012). pokok - pokok peraturan pemerintah no. 33 tahun 2012: Pemberian air susu ibu eksklusif. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes RI. (2016). Infodatin Situasi Blaita Pendek. Jakarta Selatan: Kementrian Keehatan RI.

Kemenkes RI. (2018). Infodatin Situasi Blaita Pendek. Jakarta Selatan: Kementrian Keehatan RI.

Laporan Puskesmas Suka Jaya Tahun 2019

Nianggolan., 2019. Hubungan berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting pada anak usia 1-3 tahun. Nutrik Jurnal vol. 3 nomor 1 April 2019.

Ni'mah K, Nadhiroh SR. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting balita. Media Gizi Indonesia. 2015;Vol. 10, No. 1 Januari–Juni.

Renyoet, B. S. (2016). Estimasi Potensi Kerugian Ekonomi Akibat Stunting Dan Obesitas Pada Balita Di Indonesia (Skripsi). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sampe A, Toban RC, Madi MA. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 1-5 Tahun. J Ilm Kesehat sandi Husada. 2020; 11(1)

Setiawan, E, Machmud, R, dan Masrul. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas. Diakses dari: http://jurnal.fk.unand.ac.id

Unicef, WHO, World Bank Group. Levels and trends in child malnutrition. Geneva 2017.

Zahriany, A. I. (2017). 12-60 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG LANGKAT TAHUN 2017 The Effect of LBW on Stunting in Children Age 12-60 Months in Puskesmas Working Area Tanjung Langkat 2017 Dosen Prodi D-III Kebidanan , Akademi Kebidanan Kharisma Husada. Jurnal Riset Hesti Medan, 2(2), 129–141.

Downloads

Published

2024-06-29

Issue

Section

Articles