FORMULASI DAN KARAKTERISTIK BIJI KETUMBAR (CORIANDRUM SATIVUM L.) MENGGUNAKAN ALAT SONIKASI SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.28017Keywords:
Antidiabetes, coriander seed, male white ratAbstract
Penyakit diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang ditandai oleh resistensi terhadap insulin, sekresi insulin yang tidak mencukupi, atau keduanya. Salah satu metode pengobatan yang dapat digunakan adalah penggunaan tanaman tradisional, seperti biji ketumbar. Flavonoid yang terdapat dalam biji ketumbar diduga memiliki potensi untuk menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian formulasi ekstrak biji ketumbar (Coriandrum Sativum L.) terhadap penurunan kadar gula darah, serta menentukan konsentrasi ekstrak biji ketumbar yang paling efektif dalam menurunkan kadar gula darah. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang menggunakan metode Post Test Only Control Group Design, terdiri dari 5 kelompok perlakuan. Kelompok I diberi kontrol negatif (aquadest), kelompok II diberi kontrol positif (metformin), sedangkan kelompok III, IV, dan V menerima ekstrak biji ketumbar dengan dosis masing-masing 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 800 mg/kgBB. Penelitian ini dilakukan pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) galur wistar yang berusia 2-3 bulan. Hasil analisis uji fitokimia menunjukkan adanya beberapa kandungan fitokimia, seperti alkaloid, flavonoid, dan tanin dalam ekstrak biji ketumbar. Pemberian ekstrak biji ketumbar pada dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 800 mg/kgBB selama 21 hari mampu mengurangi kadar gula darah, baik pada pengukuran gula darah sewaktu maupun puasa. Namun, dosis 800 mg/kgBB menunjukkan efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan kontrol positif (Metformin 500 mg), penggunaan metformin lebih efektif daripada ekstrak biji ketumbar pada dosis 800 mg/kgBB.References
Rahman., 2017. Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri Biji Ketumbar (Coriandrum sativum) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans (Penelitian secara In Vitro. Karya Tulis Akhir. Malang : Universitas Muhammdiyah.
Haris, 2020. Uji Aktivitas Ekstrak Biji Ketumbar (Coriandrum sativum L.) Sebagai Antidiabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit Putih Jantan (Musmusculus). Program Studi Dlll Farmasi: Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal. 6-19.
Sitepu, 2010. Pengaruh Variasi Metode Ekstrasi Secara Maserasi Dengan Alat Soxhlet Terhadap Kandungan Kurkuminoid Dan Minyak Atsiri Dalam Ekstrak Etanolik Kunyit. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Siti Maharani, 2023. Hubungan Kadar HBA1C Dengan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 Di Rumah Sakit Abdul Moelek Bulan Januari-Juli 2022 (skripsi). Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Sogara, P.P.U., 2014. Pengaruh Ekstrak Etanol Buah Ketumbar (Coriandrum sativum L.) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus Putih Yang Diinduksi Aloksan. Manado: Program Studi Farmasi FMIPA Unsrat
Syamsuni, 2016. Rute Pemberian Obat. Farmakologi Dasar. Lampung : UI Press
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Laura Novi Silalahi, Irza Haicha Pratama, Rena Meutia, Angelika Sio Siagian, Syahdina Saufa Yardha Chaniago
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).