ANALISIS JENIS – JENIS MEDIA AIR YANG MEMPENGARUHI SIKLUS HIDUP AEDES AEGYPTI DI AREA PEMUKIMAN PENDUDUK - REVIEW

Authors

  • Andri Repelita Entomolog Kesehatan Ahli Madya, Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Batam

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.27479

Keywords:

Aedes Aegypti, Media Air, Perubahan Prilaku

Abstract

Pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dapat dilakukan dengan mengendalikan populasi vektor nyamuk Aedes aegypti di area pemukiman penduduk.  Prilaku nyamuk betina Aedes aegypti memilih tempat bertelur berubah seiring dengan kondisi lingkungan yang berubah serta adaptasi nyamuk terhadap media tempat perindukannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis jenis-jenis media air yang mempengaruhi siklus hidup Aedes-aegypti di area pemukiman penduduk. Penelitian ini menggunakan metode literature review berupa descriptive review untuk mengidentifikasi jenis-jenis media air yang mempengaruhi siklus hidup Aedes-aegypti. Dari hasil review didapatkan nyamuk Aedes-aegypti menyukai air bersih sebagai tempat perkembang-biak dan peletakan telurnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku nyamuk Aedes-aegypti betina memilih tempat bertelur seperti: suhu, kelembapan, pH, kadar ammonia, nitrat dan sulfat. Juga, tempat tidak terpapar matahari secara langsung, tempat yang disukai nyamuk Aedes-aegypti betina untuk bertelur dan berkembang biak. Secara teoritis disebutkan nyamuk Aedes-aegypti berkembang-biak pada media air bersih yang tidak bersentuhan dengan air tanah. Tetapi beberapa peneliti menemukan adanya perubahan prilaku (fisiologis) yang menunjukkan bahwa telur nyamuk Aedes-aegypti ditemukan pada media lainnya, seperti air rendaman jerami, air yang dicampur: tanah, kotoran hewan. Dapat disimpulkan adanya pergeseran prilaku bertelur nyamuk betina Aedes-aegypti diberbagai karakteristik media air yang terpolusi/kotor berupa polusi langsung yang berasal dari campur tangan manusia seperti: air sabun dan detergen. Polusi tidak langsung (tidak ada campur tangan manusia) seperti air genangan, limbah, air yang dicampur tanah dan kotoran hewan. Diharapkan dengan diketahuinya jenis-jenis media air yang berpotensi sebagai tempat berkembang-biak nyamuk Aedes-aegypti di area pemukiman penduduk, dapat mencegah berkembang-biaknya nyamuk penyebab DBD.

References

Adifian, H. I. & Ane, R. L. (2013). Kemampuan Adaptasi Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus dalam Berkembang Biak Berdasarkan Jenis Air. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar. https://core.ac.uk/download/pdf/25490888.pdf, diakses Agustus 2022.

Agustin, I., dkk, (2017). Perilaku Bertelur dan Siklus Hidup Aedes Aegypti pada Berbagai Media Air. Jurnal Biologi, Vol. 6, No. 4, Hal. 71-81.

Agustina, E. (2013). Pengaruh Media Air Terpolusi Tanah Terhadap Perkembang-biakan Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Biotechnology. Vol. 1, Hal. 103-107.

Ananda, S. (2009). Pengaruh Suhu, Kaporit, pH Terhadap Pertumbuhan Cendawan Entomopatogen Transgenik Aspergillus Niger-GFP dan Patogenitasnya pada Larva Nyamuk Aedes aegypti. Bogor: Depertemen Biologi FMIPA IPB.

Atikasari, E., & Sulistyorini, L. (2018). Pengendalian vektor nyamuk aedes aegypti di rumah sakit kota Surabaya. The Indonesian Journal of Public Health, 13(1), 71-82.

Borror, D.,Triplehorn, C. A. & Johnson, N. F. (1989). Pengenalan Pelajaran Serangga (6th ed.). Yogyakarta: Gajah Mada University.

CDC. (2022). Aedes aegypti Eggs. Atlantan: CDC. Diakses tanggal 28 Agustus 2022.

Chandra, E., & Hamid, E. (2019). Pengaruh faktor iklim, kepadatan penduduk dan angka bebas jentik (ABJ) terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Kota Jambi. Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 2(1), 1-15.

Hadi, U. K., Sigit, S. H., Gunandini, D. J., Soviana, S. & Sugiarto, S. (2017). Pengaruh Penggunaan Repelen Masal Jangka Panjang pada Suatu Pemukiman Terhadap Keberadaan Nyamuk Aedes aegypti (L.) (Diptera: Culicidae). Jurnal Entomologi Indonesia, Vol. 5, No. 1, Hal. 27. https://doi.org/10.5994/jei.5.1.27.

Haidah, N. (2022). Pemberdayaan masyarakat dalam pembuatan larvitarp dan pemasangannya sebagai upaya menurunkan populasi nyamuk aedes aegypti di Kelurahan Manggala, Kota Makassar. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 5(4), 418-425.

Hendayani, N. (2022). Hubungan Faktor Lingkungan dan Kebiasaan 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Manonjaya. Doctoral dissertation, Universitas Siliwang.

Hoedojo, R. & Sungkar, S. (2013). Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. In Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hoedojo, R. (1998). Morfologi, Dasar Hidup, dan Perilaku Nyamuk dalam Parasitologi Kedokteran. (Edisi ke-2). Jakarta: FKUI.

Jabal, A. R., Balyas, A. B., Augustina, I., & Ratnasari, A. (2021). Pengendalian nyamuk sebagai vektor penyakit di Kelurahan Menteng Kota Palangka Raya. Indonesian Journal of Community Service, 1(1), 74-80.

Jacob, A., Pijoh, V. D. & Wahongan, G. J. P. (2014). Ketahanan Hidup dan Pertumbuhan Nyamuk Aedes aegypti pada Berbagai Jenis Air Perindukan. eBiomedik, Vol. 2, No. 3.

Kemenkes RI (2022). https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/gejala-dbd-faktor-risiko-dan-tips-mencegahnya, diakses 19 Jan 2024.

Kinansi, R. R. & Pujiyanti, A. (2020). Pengaruh Karakteristik Tempat Penampungan Air Terhadap Densitas Larva Aedes dan Resiko Penyebaran Demam Berdarah Dengue di Daerah Endemis di Indonesia. Balaba: Jurnal Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara, Hal. 1-20.

Kusumawati, N., & Sukendra, D. M. (2020). Spasio temporal Demam Berdarah Dengue berdasarkan House Index, Kepadatan Penduduk dan Kepadatan Rumah. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(2), 168-177.

Mahdalena, V., & Ni'mah, T. (2019). Potensi dan pemanfaatan mikroorganisme dalam pengendalian penyakit tular nyamuk. Spirakel, 11(2), 72-81.

Mochammadi, N., Rosmanida, dan Yotopranoto, S. 2002. Analisis densitas aedes aegypti pada daerah endemis demam berdarah di Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya. Jurnal Penelitian Medika Eksakta, 3(3), 242-252.

Prasetyowati H, Astuti EP, dan Ruliansyah A. (2016). Penggunaan insektisida rumah tangga dalam pengendalian populasi aedes aegypti di daerah endemis demam berdarah dengue (dbd) di Jakarta Timur. Aspirator, 8(1), 29-36.

Rahmi, Amir, R. & Usman (2018). Biokontrol ikan pemangsa jentik dalam pemberantasan vektor nyamuk penyebab Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Parepare. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 1(3), 265-271.

Soegijanto, S. 2004. Demam Berdarah Dengue. Surabaya : Airlangga University Press.

Sudarmaja, I. M. & Mardihusodo, S. J. (2009). Pemilihan Tempat Bertelur Nyamuk Aedes Aegypti pada Air Limbah Rumah Tangga di Laboratorium. Jurnal Veteriner, Vol. 10, No. 4, Hal. 205-207.

Sumantri, A. W. (2022). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (dbd) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Baru tahun 2022. Jurnal Kesehatan Abdurahman, 11(2), 18-28.

Suyasa, I. G., Putra, N. A., & Redi Aryanta, I. W. (2007). Hubungan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat dengan keberadaan vektor demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. Ecotrophic, 3(1), 386740.

Tomia, A. (2020). Hubungan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat terhadap upaya pengendalian vektor DBD di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara. Jurnal Ekologi Kesehatan, 19(3), 211-220.

Wahyuningsih, E. (2009). Kefektifan penggunaan dua jenis ovitrap untuk pengambilan contoh telur aedes sp. di lapangan. Jurnal Entomologi Indonesia Universitas Diponegoro, Vol. 2, p. 6.

Wuriastuti, T. (2013). Perilaku Bertelur Nyamuk Aedes aegypti pada Media Air Tercemar. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, Vol. 2, No. 1, Hal. 25-31.

Yulianti, E., dkk, (2020) Perilaku Bertelur dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti pada Berbagai Media Air (Studi Literatur). Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat, Vol. 20, No.2.

Downloads

Published

2024-06-16

Issue

Section

Articles