KARAKTERISTIK PASIEN PENDERITA KARSINOMA NASOFARING DI INDONESIA : NARRATIVE REVIEW
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v5i2.27144Keywords:
karakteristik, karsinoma nasofaringAbstract
Nasofaring merupakan bagian dari sistem saluran napas bagian atas dan merupakan elemen anatomi yang menghubungkan rongga hidung dengan laring dan trakea, melalui orofaring. Kanker nasofaring di Indonesia merupakan keganasan terbanyak ke-4 setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker kulit, serta merupakan keganasan terbanyak di kepala dan leher. Tujuan penelitian untuk engetahui karakteristik pasien penderita karsinoma nasofaring di indonesia. Penelitian yang dilakukan adalah Literature Review dengan desain Narrative Review. Berdasarkan hasil pencarian didapatkan sebanyak 11 artikel yang relevan untuk digunakan dalam Narrative Review ini, dari beberapa jurnal tersebut menyatakan bahwa karakteristik penderita karsinoma nasofaring yaitu laki laki merupakan jenis kelamin yang paling banyak terkena KNF disertai predisposisi perokok, usia 46-55 tahun merupakan usia yang paling rentan, pekerja wiraswasta merupakan perkejaan paling banyak terkena KNF, gejala yang paling sering pada pasien dengan KNF adalah benjolan di leher dan hidung tersumbat, Kelompok stadium klinis pasien KNF terbanyak adalah stadium IV A dan dilakukan kemoterapi, Sedangkan tipe berdasarkan histopatologi KNF terbanyak adalah tipe Non-Keratinizing Squamous Cell Carcinoma undifferentiated. Berdasarkan hasil review dapat disimpulkan bahwa penderita karsinoma nasofaring paling banyak adalah laki-laki disertai predisposisi perokok dengan rentan usia 46-55 tahun, untuk gejala yang paling sering didapatkan adalah adanya benjolan di leher dan hidung tersumbat. Kelompok stadium klinis pasien KNF terbanyak adalah stadium IV A dan dilakukan kemoterapi Sedangkan tipe berdasarkan histopatologi KNF terbanyak adalah tipe Non- Keratinizing Squamous Cell Carcinoma undifferentiated.References
Adham M, Kurniawan AN, Muhtadi AI, Roezin A, Hermani B, Gondhowiardjo S, et al. Nasopharyngeal carcinoma in indonesia: Epidemiology, incidence, signs, and symptoms at presentation. Chin J Cancer 2017;31(4).
Aslam, Irawiraman H, Riastiti Y. Gambaran Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUD Abdul Wahad Sjahranie Samarinda Periode 2016-2020. Jurnal Verdure, Vol.4, No.1, Tahun 2022, Hal 306-315.
Hibatullah H, Mohamad PB, Heriady Y. Karakteristik Penderita Karsinoma Nasofaring di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Ihsan Bandung Periode 2017-2019. Prosiding Kedokteran. 2021.
Kuswandi A, Kuswandi NH, Kasim M et al. Karakteristik Histopatologi dan Stadium Klinis Kanker Nasofaring. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Vol 11, No, 1, 2020.
Lo KW, To KF, Huang DP. Focus on nasopharyngeal carcinoma. Cancer Cell2018;5(5).
Mankowski NL, Bordoni B. Anatomy, Head and Neck, Nasopharynx. 2020.
Shoffi MN, Halim AS, Diarsvitri W. Karakteristik Klinis dan Histopatologi Karsinoma Nasofaring di RSPAL Dr. Ramelan, Surabaya. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2022.
Yusuf MA, Rintjap JM, Sujuthi AR et al. Karakteristik Pasien Karsinoma Nasofaring Di RS. Pelamonia Makassar Tahun 2020- 2022. Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol.3 No.5. 202
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Julian Prayogi, Paulus Paulus, Khaeruddin Khaeruddin, Andi Tenri Sanna, Jane Carolina
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).