ANALISIS KETIDAKLAKSANAAN PENGKODINGAN TINDAKAN MEDIS DI RSUD HAJI JAWA TIMUR
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v5i1.25886Keywords:
EMR, ICD-9CM, medical action codesAbstract
Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur yang dilakukan pada tanggal 2 sampai 4 Oktober 2023 ditemukan data yang menunjukkan kejadian belum terlaksananya pengkodingan tindakan medis pasien RJ pada RME (aplikasi H3IS). Hal tersebut mengakibatkan data untuk pelaporan tindakan medis yang ada di menu Laporan Sentral hanya berisi daftar kode tindakan pasien RI saja. Selain itu, mutu RME menjadi kurang. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor penyebab belum terlaksananya pengkodingan tindakan medis pasien RJ pada RME di RSUD Haji Provinsi Jawa Timur. Penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Subjek penelitiannya terdiri dari 10 informan. Objek penelitiannya berupa entry data tindakan medis pasien RJ pada RME. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Faktor penyebab belum terlaksananya pengkodingan tindakan medis pasien RJ pada RME berdasarkan predisposing factors yaitu kurangnya pengetahuan coder mengenai pengkodingan tindakan medis. Enabling factors yaitu belum adanya kolom tindakan pada fitur SOAP di aplikasi H3IS mengakibatkan coder merasa rancu dan bingung, belum tersedianya ICD-9CM versi terbaru, serta belum adanya pelatihan pengkodingan tindakan medis yang mengakibatkan pengetahuan coder menjadi kurang updated. Sedangkan untuk variabel reinforcing factors yaitu belum adanya reward dan bentuk punishment yang kurang tegas kepada coder serta belum adanya SPO pengkodingan diagnosis dan tindakan medis pasien RJ pada aplikasi H3IS mengakibatkan coder merasa tidak wajib melaksanakan pengkodingan tindakan medis. Dapat disimpulkan kurangnya pengetahuan, tidak tersedianya kolom tindakan medis, ICD-9CM versi terbaru, pelatihan koding, SPO serta kurang tegasnya bentuk punishment menjadi penyebab belum terlaksananya pengkodingan tindakan medis pada RME.References
Annisa, N.H. (2022) Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Purbalingga: CV. Eureka Media Aksara.
Ariyanti, D.J. (2023) Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim Rekam Medis Rawat Inap di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Astutik, M.N.Y. (2023) Analisis Faktor Penyebab Belum Terlaksananya Retensi dan Pemusnahan Berkas Rekam Medis Inaktif di Puskesmas Sopaah Kabupaten Pamekasan. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Ayu, A.E. (2022) Analisis Faktor-faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode Diagnosis dan Tindakan pada Berkas Rekam Medis Pasien di Rumah Sakit: Literature Review. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Azizah, N. (2022) Analisis Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Klaim JKN Rawat Jalan Berdasarkan Konfirmasi Kode oleh Verifikator BPJS di RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Cahyani, G.W. (2023) Analisis Faktor Penyebab Pending Klaim BPJS Pasien Rawat Jalan di Rumah sakit Daerah K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Erawantini, Feby. (2019). Rekam Kesehatan Elektronik. Jember: UPT Percetakan & Penerbitan Universitas Jember.
Hatta, Gemala. (2014). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hermawan, D. (2021) Manajemen Sarana dan Prasarana. Lumajang: Klik Media.
Indawati, L. (2017) ‘Identifikasi Unsur 5M Dalam Ketidaktepatan Pemberian kode Penyakit dan Tindakan (Systematic Review)’, Jurnal NOHIM, 5(2), pp. 59–64.
Irmawati, I., Sugiharto, S. and Mayasari, R. (2019) ‘Tinjauan Pelaksanaan Pemberian Kode Diagnosa dan Tindakan pada Pasien Rawat Inap’, Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, 2(1), pp. 20–25.
Kemenker RI (2022) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja. Jakarta: Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.
Kemenkes RI (2013) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI (2022) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Rekam Medis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenpan RI (2013) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia.
Loren, E.R., Wijayanti, R.A. and Nikmatun (2020) ‘Analisis Faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode Diagnosis Penyakit Diabetes Mellitus di Rumah sakit Umum Haji Surabaya’, J-REMI?: Jurnal Rekam Medik Dan Informasi Kesehatan, 1(3), pp. 129–140.
Mardiawati, D. and Leonard, D. (2018) ‘Analisis Pelaksanaan Pengodean Tindakan Medis Pasien JKN di RSI Siti Rahmah Padang’, Jurnal Endurance, 3(3), pp. 624–634.
Nuraini, N. et al. (2019) ‘Optimalisasi Manajemen Penanganan Klaim Pending Pasien BPJS Rawat Inap di Rumah Sakit Citra Husada Jember’, Jurnal Kesmas Indonesia, 11(1), pp. 24–35.
Nuryati (2014) ‘Evaluasi Ketepatan Diagnosis dan Tindakan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Pada Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (Jkn)’, Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 3(1), pp. 16–25.
Opitasari, C. and Nurwahyuni, A. (2018) ‘The Completeness and Accuracy of Clinical Coding for Diagnosis and Medical Procedure on the INA-CBGs Claim Amounts at a Hospital in South Jakarta’, Health Science Journal of Indonesia, 9(1), pp. 14–18.
Pakpahan, M. et al. (2021) Promosi Kesehatan & Perilaku Kesehatan. Medan: Penerbit Yayasan Kita Menulis.
PandiAstuti, D.N., Ratnasari, C.I. and Kusumadewi, S. (2019) ‘Implementasi Sistem Rekam Medis Elektronik Klinik Sehat Kota Salatiga’, Seminar Nasional Informatika Medis (SNIMed) 2019, pp. 59–65.
Pramana, A. (2022) Analisis Penyebab Ketidaktepatan Kode Diagnosis Gastritis di rumah Sakit Umum Yapika Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Priyadi, G. (2021) ‘Tinjauan Keakuratan Kodefikasi Tindakan Kasus Bedah Pasien Rawat Inap Tahun 2019 Gugun Priyadi’, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 12(1), pp. 43–45.
Rahmadhani, I., Wijayanti, R.A. and Nuraini, N. (2020) ‘Analisis Ketidaksesuaian Kode Diagnosis Pada SIMRS dengan Berkas Klaim BPJS Klinik Obgyn’, J-REMI?: Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, 1(4), pp. 545–552.
Setyorini, A. (2022) Analisis Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Formulir Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) di Rumah Sakit Paru Jember. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Swari, S.J. et al. (2019) ‘Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang’, ARTERI?: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(1), pp. 50–56.
Windari, A. and Kristijono, A. (2016) ‘Analisis Ketepatan Koding yang dihasilkan Koder di RSUD Ungaran’, Jurnal Riset Kesehatan, 5(1), pp. 35–39.
Wiyanto, B.R. (2023) Analisis Faktor Penyebab Ketidakakuratan Kode Kombinasi Essential Hypertension di Unit Rawat Jalan RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo. Jember: Politeknik Negeri Jember.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Sabran Sabran, Zaifatul Anelia, Novita Nuraini
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).