HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DAN RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STUNTING PADA ANAK BALITA
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v5i3.25212Keywords:
asupan nutrisi, penyakit infeksi, stunting, balita.Abstract
Masalah stunting merupakan permasalahan gizi yang mencerminkan adanya masalah gizi yang bersifat kronis karena kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama dan mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, terutama tinggi badan anak yang lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Stunting pada balita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah asupan nutrisi yang tidak memadai dan penyakit infeksi. Asupan nutrisi yang kurang baik, terutama pada periode kritis pertumbuhan, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan dan penyakit infeksi dapat menghambat penyerapan nutrisi, memperburuk status gizi anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan asupan nutrisi dan riwayat penyakit infeksi dengan stunting pada Balita. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 97 balita yang mengalami stunting, dipilih melalui total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan microtoise, sedangkan analisis data dilakukan dengan metode univariat, bivariat menggunakan chi-square. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel asupan nutrisi (p-Value: 0.011), riwayat penyakit infeksi (p-Value: 0.018), memiliki nilai P-Value < 0.05, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan asupan nutrisi dan riwayat penyakit infeksi dengan stunting. Ada hubungan asupan nutrisi, riawayat penyakit infeksi dengan stunting. Diharapkan para orang tua balita, untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap kondisi kesehatan balita dengan menerapkan pola pengasuhan yang baik, memberikan asupan nutrisi yang sesuai dan menjaga sanitasi lingkungan balita agar balita tidak rentan terkena penyakit infeksiReferences
Adeladza TA. 2009. The Influence of Socio-Economic and Nurtitional Characteristics on Child Growth in Kwale District of Kenya. African Jurnal of Agriculture and Development.
Asrar. 2009. Pola Asuh Makan, Asupan Zat Gizi dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Balita Masyarakat Suku Nuaulu di Kecamatan Amahai Kabupaten Mluku Tengah Provinsi Maluku. Univrsitas Gajah Mada Yogjakarta.
Arifin DZ, Irdasari SY, H. S. 2012. Analisis Sebaran dan Faktor Risiko Stunting pada Balita di Kabupaten Purwakarta . Bandung: Universitas Padjajaran
Bappenas RI,.2013. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta.
Camc?, N., Bas, M., & Buyukkaragoz, A. H. 2014. The psychometric properties of the Child Feeding Questionnaire (CFQ) in Turkey. Appetite, 78, 49-54
Nasution, D., Nurdiati, D. S., & Huriyati, E. 2014. Berat badan lahir rendah (BBLR) dengan kejadian stunting pada anak usia 6-24 bulan. Jurnal gizi klinik Indonesia, 11(1), 31-37.
Fitri.2012. "Berat Lahir sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting pada Balita 12-59 bulan di Sumatera. Thesis. Depok : FKM UI.
Kementrian kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Tingkat pelayanan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
___________. 2016. Situasi Balita Pendek Infodatin. Jakarta.
________.2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Pusat Data dan Informasi. Jakarta
MCA Indonesia. 2013. Stunting dan Masa Depan Indonesia. Millennium Challenge Account - Indonesia, 2010, 2–5. Retrieved from www.mca-indonesia.go.id
MCA Indonesia. 2015. Stunting dan Masa Depan Indonesia. Jakarta. Diakses pada tanggal 05 Mei 2021 dari http://www.mcaindonesia.go.id/assets/uploads/media/pdf/MCAIndonesia
Permatasari, D. F. 2018. Perbedaan Perkembangan Balita Stunting Dan Non Stunting Usia 24-36 Bulan (Di Wilayah Kerja Puskesmas Jagir Surabaya) (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Pratiwi, I.C., Handayani, O.W.K., & Raharjo, B.B. 2017. “Kemampuan Kognitif Anak Retardasi Mental Berdasarkan Status Gizi.” Public Health Perpective Journal, 2(1): 19-25
Rachmi, C. N., Agho, K. E., Li, M. & Baur, L. A. 2016 Stunting, underweight and overweight in children aged 2.0-4.9 years in Indonesia: Prevalence trends and associated risk factors.
Riskesdas. 2018 Hasil Utama Riskesdas. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta
Sari, Rita dan Sulistiningsig, Apri. 2017. Faktor Determinan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Pesawaran Lampung. Journal Wacana Kesehatan. 2. (2).
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Welasasih B, Wirjatmadi R. 2012. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita Stunting. The Indonesian Journal of Public Health, volume 8, Nomor 3, tahun 2012, 99-104 (online) (http://journal.unair.ac.id). Diakses Januari 2022
WHO.2014. WHO Global Nutrition targets 2015 Stunting Policy Brief. Geneva : World Health Organation
WHO, 2018. Reducing stunting in children
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Pembronia Nona Fembi, Yosefina Nelista, Pasionista Vianitati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).