FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI LAHAN BASAH

Authors

  • Wahyuni Wahyuni Departemen Biomedik, Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat
  • Muhammad Alif Yunus Departemen Biomedik, Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat
  • Ronald Christian Madika Departemen Biomedik, Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat
  • Andini Bena Maulidya Departemen Biomedik, Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat
  • Siti Rabiatul Adabiah Departemen Biomedik, Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat
  • Tsalsa Rohmatul Jannah Mujiningtyas Departemen Biomedik, Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.21396

Keywords:

Balita, Faktor Risiko, Lahan Basah, Stunting

Abstract

Kabupaten Barito Kuala sebagai salah satu lahan basah di Indonesia memiliki kasus stunting mencapai 33,6% dengan beberapa desa yang menjadi titik kejadian stunting salah satunya adalah Desa Batik di Kecamatan Bakumpai. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya stunting di Desa Batik, Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak berusia 24-59 bulan dengan stunting yang sampelnya berjumlah 22 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen pada penelitian ini adalah dengan kuesioner dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Pengumpulan data menggunakan data primer melalui Kuesioner faktor risiko dan KPSP serta wawancara. Pengumpulan data sekunder menggunakan data dari Puskesmas dan buku KIA. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing faktor risiko. Hasil pada penelitian ini adalah terdapat 12 faktor risiko penyebab stunting di desa tersebut yaitu Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 22,73%, panjang badan lahir <48 cm sebanyak 36,36%, ASI tidak ekslusif sebanyak 31,82%, imunisasi tidak lengkap sebanyak 54,55%, tidak aktif dalam kunjungan posyandu sebanyak 9,09%, Kurangnya asupan karbohidrat sebanyak 40,91%, kurangnya asupan protein sebanyak 4,55%, kurangnya asupan lemak sebanyak 36,36%, usia berisiko saat hamil sebanyak 18,18%, ANC tidak rutin sebanyak 50%, Pendidikan ibu yang rendah sebanyak 81,82%, dan status sosial ekonomi yang rendah sebanyak 81,82%. Faktor risiko utama penyebab kejadian stunting adalah status sosial ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah, dan imunisasi yang tidak lengkap.

Author Biography

Wahyuni Wahyuni, Departemen Biomedik, Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Lambung Mangkurat

Biomedic Department, Faculty of Medicine

References

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013. https://doi.org/1 Desember 2013

Beal, T., Tumilowicz, A., Sutrisna, A., Izwardy, D., & Neufeld, L. M. (2018). A review of child stunting determinants in Indonesia. In Maternal and Child Nutrition (Vol. 14, Issue 4). Blackwell Publishing Ltd. https://doi.org/10.1111/mcn.12617

Dewi, I. A. K. C., & Adhi, K. T. (2016). Pengaruh konsumsi protein dan seng serta riwayat penyakit infeksi terhadap kejadian stunting pada anak balita umur 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida III. Arc Com Health, 3(1), 36-46.

de Onis, M., & Branca, F. (2016). Childhood stunting: A global perspective. In Maternal and Child Nutrition (Vol. 12, pp. 12–26). Blackwell Publishing Ltd. https://doi.org/10.1111/mcn.12231

Dwi Utami, A., Lanti, Y., & Dewi, R. (2017). The Effect of Nutrient Intake and Socioeconomic Factor The Effect of Nutrient Intake and Socioeconomic Factor toward Stunting Incidence among Primary School Students in Surakarta. Journal of Epidemiologi and Public Health, 2(1).

Hadi, Z., Anwary, A. Z., & Asrinawaty, A. (2022). Kejadian Stunting Balita ditinjau dari Aspek Kunjungan Posyandu dan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 11(1). https://doi.org/10.36565/jab.v11i1.389

Hanifa, D. (2017). Hubungan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif dengan Kejadian stunting pada anak usia 12-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I Gunung Kidul. Yogyakarta, Universitas ’Aisyiyah.

Huriah, T., & Nurjannah, N. (2020). Risk factors of stunting in developing countries: A scoping review. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 8(F), 155–160. https://doi.org/10.3889/oamjms.2020.4466

Karjono, M., & Erna, L. D. (2021). Anemia dan Kurang Energi Kronik (KEK) sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stunting di Wilayah Kerja UPT Blud Puskesmas Senaru Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Ilmiah Sangkareang Mataram, 8(1).

Kemenkes. (2022). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten/Kota Tahun 2021. In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Loya, R. R. P., & Nuryanto, N. (2017). Pola asuh pemberian makan pada bayi stunting usia 6-12 bulan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Journal of Nutrition College, 6(1). https://doi.org/10.14710/jnc.v6i1.16897

Lupiana, M., Ilyas, H., & Oktiani, K. (2018). Hubungan Status Imunisasi, Pendidikan Ibu, Sikap Ibu Dan Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Beringin Jaya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Holistik Jurnal Kesehatan, 12(3).

Millward, D. J. (2017). Nutrition, infection and stunting: The roles of deficiencies of individual nutrients and foods, and of inflammation, as determinants of reduced linear growth of children. In Nutrition Research Reviews (Vol. 30, Issue 1). https://doi.org/10.1017/S0954422416000238

Miranty, E. A. (2019). Hubungan Kejadian Kekurangan Energi Kronis saat Hamil dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 6-60 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Gedangsari II Kabupaten Gunung Kidul Tahun. In Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta (Vol. 6, Issue 6).

Mufdlilah. (2017). Sukses ASI Ekslusif 2016.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. In Jakarta?: Rineka Cipta.

Perbup Batola. (2022). Peraturan_Bupati batola-no14-2022 edit searchable.

Rahmayana, Ibrahim, I. A. I., & Darmayati, D. S. (2014). Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Ba- rombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar Tahun 2014. Public Health Science Journal, 6(2).

Scale, R. (2018). Hubungan Status Kek Ibu Hamil Dan BBLR Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Nilfar Ruaida, Octovina Soumokil, 9(2).

Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2). https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.813

Sinambela, D. P., Darsono, P. V., & Hidayah, N. (2020). Pengaruh Riwayat Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja PUSKESMAS Teluk Tiram Banjarmasin. Dinamika kesehatan jurnal kebidanan dan keperawatan, 10(1). https://doi.org/10.33859/dksm.v10i1.435

SJMJ, Sr. A. S., Toban, R. C., & Madi, M. A. (2020). Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 11(1). https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.314

Supriatin, E., Sudrajat, D. A., Annisa R, F., & Lindayani, L. (2020). The Effect Of Stunting On Cognitive And Motor Development In Toddler Children?: Literature Review. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, 3(2). https://doi.org/10.32584/jika.v3i2.782

Ulfah, F., Agung Perdana, M., Alifa Nur Istiqomah, N., Hadiqo, N., & Rayal Ain, N. (2023). Identifikasi Faktor Sanitasi Lingkungan Pada Keluarga Dengan Balita Stunting Di Desa Keliling Benteng Ulu, Kabupaten Banjar. https://lummens.ulm.ac.id/ojs3/index.php/proceeding/article/view/6/23

Wahyuni, Noor Haliza, W., Shoffa Rosyida, W., Fioleta Angi, V. M., Yulfa Wahyuni, S., & Hasbi, M. (2023). Analisis faktor risiko langsung asupan nutrisi pada anak dengan stunting di desa keliling benteng ulu kabupaten banjar kalimantan selatan. 212–221. https://lummens.ulm.ac.id/ojs3/index.php/proceeding/issue/view/1

Wahyuni, W., Wakhidah, L. N., Fatmawati, S., & Widayati, R. S. (2021). The Relation of Stunting with Immunization Status and the History of Low Birth Weight in the Work Area of Public Health Center at Gilingan. Proceedings of the 1st Paris Van Java International Seminar on Health, Economics, Social Science and Humanities (PVJ-ISHESSH 2020), 535. https://doi.org/10.2991/assehr.k.210304.105

Yudianti, Y., & Saeni, R. H. (2017). Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(1). https://doi.org/10.33490/jkm.v2i1.9

Downloads

Published

2023-12-16

How to Cite

Wahyuni, W., Yunus, M. A., Madika, R. C., Maulidya, A. B., Adabiah, S. R. ., & Mujiningtyas, T. . R. J. . (2023). FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI LAHAN BASAH. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(4), 5759–5768. https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.21396