KERAGAMAN PANGAN BALITA DAN PENGELUARAN PANGAN SEBAGAI FAKTOR RISIKO STUNTING PADA BALITA
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.20558Keywords:
keragaman pangan, pengeluaran pangan, stuntingAbstract
Kekurangan gizi kronis atau stunting pada balita di Indonesia masih menjadi salah satu permasalahan gizi utama yang perlu diperhatikan dan diatasi dengan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Menurut beberapa penelitian, keragaman pangan balita merupakan salah satu penyebab terjadinya stunting. Hal ini berpengaruh dari kualitas gizi pada makanan yang disesuaikan dengan pengeluaran pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh keragaman pangan balita dan pengeluaran pangan terhadap kejadian stunting pada balita. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kalirungkut pada Juli 2023 menggunakan desain case-control. Populasi penelitian adalah balita stunting dan normal pada bulan Juni 2023 sebanyak 2463 balita. Sampel dalam penelitian ini sebesar 52 anak yang terdiri dari 26 anak untuk kelompok kasus dengan total sampling dan 26 anak untuk kelompok kontrol dengan simple random sampling. Pengumpulan data meliputi pengukuran antropometri serta wawancara dengan kuesioner karakteristik orang tua balita untuk mengetahui pengeluaran pangan dan IDDS (Individual Dietary Diversity Score) untuk mengetahui keragaman pangan balita. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Regresi Logistic menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keragaman pangan balita (p=0,000; OR=17,7) dan pengeluaran pangan (p=0,031; OR=11,2) dengan risiko stunting pada balita. Keragaman pangan yang kurang dapat berpengaruh terhadap asupan makanan yang rendah. Sehingga orang tua harus lebih cermat dalam memenuhi kebutuhan gizi balita dengan pendapatan dan pengeluaran pangan pada keluarga tersebut.References
Almatsier. (2011). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Alzikri, H.R. (2021). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Keragaman Pangan dengan
Kejadian Stunting pada Balita di Pandeglang dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam.
Diploma thesis, Universitas YARSI.
Andriansyah, N. (2023). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Baduta Usia 6-23 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Skripsi. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Tasikmalaya
Astuti, A.W. (2023). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tengaran. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Semarang
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. (2018). Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional.
Dewey KG, Begum K. (2011). Long-term consequences of stunting in early life. Matern Child
Nutr. 7(SUPPL. 3):5-18.
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (2020). Profil Kesehatan Surabaya 2020. 3(April), 49–58.
Eunice, A., D. Sarah. (2013). An assessment of The Nutritional Status of Under Five Children in Four Districts in The Central Region of Ghana. Asian Journal of Agriculture and Rural Development, 3, 851–860
Frempong RB, Annim SK. (2017). Dietary diversity and child malnutrition in Ghana. Heliyon
[Internet], 3(5). http://dx.doi.org/10.1016/j.heliyon.2017.e00298
Hidayat MS, Ngurah G, Pinatih I. (2017). Prevalensi stunting pada balita di wilayah kerja puskesmas Sidemen Karangasem. E-Jurnal Medika, 6(7), 1–5
Hooshmand S, Marhamati F. (2013). High dietary diversity is associated with child obesity in
Iranian school children : An evaluation of dietary diversity score . J Nutr Hum Heal. 2(1),
–7
Islamiah, W. E., Nadhiroh, S. R., Putri, E. B. P., Farapti, Christiwan, C. A., & Prafena, P. K. (2022). The Correlation between Food Security with Stunting Toodler from Fisherman Family. Media Gizi Indonesia, 17(1SP), 83–89. https://doi.org/10.20473/mgi.v17i1sp.83-
Karlina. (2023). Hubungan Keragaman Konsumsi Pangan dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan (Studi di Desa Sukaratu Kecamatan Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2022). Skripsi. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi. Tasikmalaya
Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
Tentang Pedoman Gizi Seimbang.
Kemenkes RI. (2018). Cegah Stunting Itu Penting! Warta Kesmas, 2. https://doi.org/10.54339/jurdikmas.v4i2.417
Kemenkes RI. (2021). Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021. 2(1). https://doi.org/10.36805/bi.v2i1.301
Kemenkes. (2023). Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.
Khulafa’ur Rosidah, L., & Harsiwi, S. (2019). Hubungan Status Gizi Dengan Perkembangan Balita Usia 1-3 Tahun (Di Posyandu Jaan Desa Jaan Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk). Jurnal Kebidanan, 6(1), 24–37. https://doi.org/10.35890/jkdh.v6i1.48
M’Kaibi FK, Steyn NP, Ochola SA, Du Plessis L. (2017). The relationship between agricultural biodiversity, dietary diversity, household food security, and stunting of children in rural Kenya. Food Sci Nutr. 5(2):243-254
Mardhatillah, M. (2023). Hubungan Keanekaragaman Pangan dan Pengetahuan Gizi Ibu
dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lima
Kaum I Kabupaten Tanah Datar. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Padang
Margiana, W., Riani, E. N., & M, I. S. (2018). Hubungan Keragaman Pangan dengan Kejadian
Stunting. 14–17.
Mashar, S. A., Suhartono, S., & Budiono, B. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Stunting pada Anak: Studi Literatur. Jurnal Serambi Engineering, 6(3), 2076–
https://doi.org/10.32672/jse.v6i3.3119
Maulida, N. R., Rachmalina, R., & Ermayani, E. (2018). Peningkatan Asupan Makan Beraneka Ragam Pada Anak Usia 6–23 Bulan Guna Mencapai Status Gizi Baik Dan Pencegahan Stunting Di Indonesia. LIPI, March, 121–129.
Mianna, R. and Harianti, R. (2020). Immunization Status and Dietary Consumption Diversity to the Incidence of Stunting in Toodlers. Journal of Community Health, 6(2), 225–229.
Noor Prastia, T., & Listyandini, R. (2020). Keragaman Pangan Berhubungan Dengan Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan. Hearty, 8(1), 33–41. https://doi.org/10.32832/hearty.v8i1.3631
Paramashanti BA, Paratmanitya Y, Marsiswati. (2017). Individual dietary diversity is strongly associated with stunting in infants and young children. Jurnal Gizi Klinis Indonesia.
(1):19-26.
Paramashanti, B. A., & Ata, U. A. (2020). Faktor Sosial Ekonomi dan Stunting pada Anak Usia
-23 bulan. https://doi.org/10.32382/mgp.v27i1.1568
Parna, A. (2022). Hubungan Asupan Gizi Makro, Kebiasaan Konsumsi Telur dan Pengeluaran Pangan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Gunungtua Tonga Tahun 2022. Skripsi. Padang: Universitas Andalas. Padang
Pertiwi, D.W. (2023). Hubungan Sosial Ekonomi terhadap Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai Guntung Kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Riau
Pujoharso, Cahyo. 2013. Aplikasi Teori Konsumsi Keynes Terhadap Pola Konsumsi Makan Masyarakat Indonesia. Artikel Ilmiah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.
Puspasari, A. (2015). Determinan Stunting Anak Umur 6-23 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Taluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Pekanbaru: STIKes Hangtuah Pekanbaru.
Rahayu, P. P., & Casnuri. (2020). Perbedaan Risiko Stunting Berdasarkan Jenis Kelamin.
Seminar Nasional UNRIYO, 1(1), 135–139.
Rimawati, V. E., Yanti, D. E., & Aryastuti, N. (2021). Stunting dan faktor determinannya pada balita usia 6 – 59 bulan di Kabupaten Lampung Tengah. 15(3), 554–571.
Sujianti., dan Pranowo, S., (2021). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Stunting pada
Usia Todler. Indonesian Journal of Nursing Health Science, [e-journal], 6 (2), 104–112
Suryana, Achmad. (2008). Penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi: Faktor pendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jurnal pangan, 17(3), 1-12
Suryawan, A. E., Ningtyias, F. W., Hidayati, M. N., Studi, P., Kesehatan, I., Masyarakat, F.
K., & Jember, U. (2022). Hubungan pola asuh pemberian makan dan skor keragaman pangan dengan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan. 06(01), 23–34.
Tamir, T. T., Techane, M. A., Dessie, M. T., & Atalell, K. A. (2022). Applied nutritional investigation spatial variation and determinants of stunting among children aged less than
y in Ethiopia: A spatial and multilevel analysis of Ethiopian Demographic and Health
Survey 2019. Nutrition, 103–104, 111786. https://doi.org/10.1016/j.nut.2022.111786
TNP2K. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil
(Stunting).42.http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2 203
Ukegbu P, Ogu VO. (2017). Assessment of Dietary Diversity Score, Nutritional Status and Socio-demographic Characteristics of Under-5 Children in Some Rural Areas of Imo State, Nigeria. Malays J Nutr. 23(3):425-435.
UNICEF. (2013). Improving child nutrition, the achievable imperative for global progress. In
NCSL legisbrief (Vol. 18, Issue 8).
Wantina, M., Rahayu, L. S., & Yuliana, I. (2017). Keragaman Konsumsi Pangan Sebagai
Faktor Risiko Stunting Pada Balita Usia 6-24 Bulan. Journal UHAMKA, 2(2), 89-96. WHO. (2014). WHO Global Nutrition Target: Stunting Policy Brief. Geneva.
https://doi.org/10.7591/cornell/9781501758898.003.0006
Widyaningsih, N.N. (2019). Hubungan Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga, Pola Asuh
Makan dan Keragaman Asupan Makanan dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-
Bulan. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Widyaningsih, Nining, N., Kusnandar, & Anantanyu, S. (2018). Keragaman Pangan, Pola Asuh
Makan Dan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan. Jurnal Gizi Indonesia 7(1):
Yuliawati, E., Sulung, N., & Hasnita, E. (2019). Inisiasi Menyusui Dini, Keanekaragaman
Makanan dan Jaminan Kesehatan Terhadap Kejadian Stunting. Jurnal Human Care, 4(3),
-137.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Anggita Deva Ardianti, Sri Sumarmi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).