PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA DAN BIJI WALUH TERHADAP KANDUNGAN GIZI WAFFLE

Authors

  • Deta Oryza Isyana Program Studi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga1
  • Annis Catur Adi Program Studi S1 Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga1

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v5i1.19462

Keywords:

kalsium, serat, tepung biji nangka, tepung biji waluh, waffle, zat besi

Abstract

Usia remaja tubuh memerlukan zat gizi yang dapat membantu mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Salah satunya adalah serat, kalsium, dan zat besi. Penelitian ini dilakukan formulasi waffle dengan substitusi tepung biji nangka dan biji waluh. Waffle merupakan makanan yang banyak digemari remaja memiliki kandungan energi, gula, lemak yang tinggi namun kandungan zat gizi lainnya tidak ada. Tepung biji nangka memiliki kandungan serat dan kalsium yang tinggi, tepung biji waluh memiliki kandungan kalsium dan zat besi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi tepung biji nangka dan waluh terhadap daya terima, nilai gizi, dan nilai ekonomi pada waffle. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian dalam tahap pengembangan formula adalah penelitian true experimental (eksperimental murni). Penelitian ini menggunakan panelis tidak terlatih yaitu remaja berjumlah 30 orang. Analisis pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik Kruskal Wallis. Persentase substitusi tepung biji nangka dan biji waluh yaitu F1 (10% tepung biji nangka, 10% tepung biji waluh), dan F2 (20% tepung biji nangka, 20% tepung biji waluh). Berdasarkan hasil uji daya terima produk waffle oleh panelis tidak terlatih didapatkan hasil nilai tertinggi yaitu F1. Hasil uji statistik Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p?0,05) terhadap tingkat kesukaan parameter warna, aroma, tekstur, dan rasa. Nilai gizi 100 gram waffle dengan substitusi tepung biji nangka dan waluh (serat 6,4 g; kalsium 127,9 mg; zat besi 1,8 mg) mampu memenuhi 10% kebutuhan gizi harian remaja.

References

Anisa, N. (2021, September 12). Sebanyak 32,9% Remaja Sidoarjo Alami Anemia. Retrieved from radar sidoarjo: https://radarsidoarjo.jawapos.com

Cahyaningtyas, D. (2016). Pengaruh Penggantian Sebagian Tepung Terigu Dengan Tepung Sorghum (Sorghum bicolor L) Varietas Numbu Terhadap Kualitas Kue Waffle (Bapel). Skripsi, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Chairannisa, C. (2015). Daya Terima Biskuit Dengan Modifikasi Tepung Biji Nangka, Tepung Kacang Merah, Dan Tepung Pisang Serta Kontribusinya Terhadap Kecukupan Energi, Protein Dan Zat Besi Remaja. Skripsi, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatra Utara, Medan.

Fikawati. (2017). Gizi Anak Dan Remaja. Depok: PT Raja Grafindo Persada.

Firda, A. A. (2018). Pengaruh Proporsi Tepung Terigu, Tepung Kacang Hijau (Vidgna Radiata) Dan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Sifat Organoleptik Waffle. E-Journal Boga, Vol 07; No 03.

Herdayanti, A. (2018). Pengaruh Biskuit Biji Labu Kuning (Cucurbita Moschata Durch) Terhadap Asupan Energi, Dan Zat Gizi Makro Pada Remaja Di Panti Asuhan Asyaratun Muharramah Kota Makassar. Skripsi, Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Makassar.

Hudzaifah. (2018). Perbandingan Tepung Biji Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dan Tepung Tempe Terhadap Kadar Protein Dan Daya Terima Biskuit. Skripsi, Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Ishak, A. (2018). Analisis Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Biskuit Biji Labu Kuning (Cucurbita sp.) Sebagai Snack Sehat. Skripsi, Jurusan Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Kemkes. (2021, September 10). Remaja Sehat Komponen Utama Pembangunan SDM Indonesia. Retrieved from www.kemkes.go.id: https://www.kemkes.go.id/article/view/21012600002/remaja-sehat-komponen-utama-pembangunan-sdm-indonesia.html

Muljawan, R. E., & Wirawan. (2016). Produk Inovasi Kue Dari Limbah Biji Nangka, Sebagai Upaya Diversifikasi Pangan Dan Menambah Penghasilan Keluarga. Jurnal Akses Pengabdian Indonesia, 73-80.

Nasional, B. S. (2018). SNI 3751:2018. Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.

Nuraini, D. N. (2011). Aneka Manfaat Biji-Bijian. Yogyakarta: Gava Media.

Nurul, C., & Evi, F. (2019). Kadar Kalsium dan Mutu Hedonik Donat Yang Ditambahkan Tepung Kalsium Tulang Ikan Tongkol ( Euthynnus affinis).

Permenkes. (2019). Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia.

Rahmani, A., Supriyadi, & Wanti, S. K. (2021). Peningkatan Nilai Protein Dan Serat Pada Pengembangan Boba Substitusi Biji Labu Kuning. Jurnal Ilmiah, Vol 03 nomor 09.

Rukmana, N. (2020). Mutu Organoleptik Dan Kadar Serat Mpek-Mpek Yang Disuplementasi Dengan Tepung Biji Labu Kuning (Cucurbita Moschata). Tugas Akhir.

Sajisedap, R. (2020). 123 Kue Tanpa Oven. Gramedia.

Sari, K. T. (2012). Pemanfaatan Tepung Biji Nangka Sebagai Substitusi Pembuatan Kudapan Berbahan Dasar Tepung Terigu Untuk PMT Pada Balita. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Wijaya, Y. G. (2021, September). 15 Makanan Yang Jadi Tren Tahun Ini, Rewind 2020. Retrieved from kompas.com: https://www.kompas.com/food/read/2020/12/30/200600375/15-makanan-yang-jadi-tren-tahun-ini-rewind-2020?page=all

Zephyrine, F. (2021, Agustus 03). Sejarah Waffle, Ternyata Sudah Ada Sejak Abad 16. Retrieved from nibble.id: https://www.nibble.id/sejarah-waffle/

Downloads

Published

2024-03-16

How to Cite

Isyana, D. O., & Adi, A. C. (2024). PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA DAN BIJI WALUH TERHADAP KANDUNGAN GIZI WAFFLE. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(1), 296–303. https://doi.org/10.31004/jkt.v5i1.19462

Issue

Section

Articles