STABILITAS REAGEN KERJA TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ASPARTATE AMINOTRANSFERASE (AST)

Authors

  • Lamri Lamri Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
  • Suryanata Kesuma Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
  • Armiah Gita Anggraini Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i4.19152

Keywords:

AST, Reagen kerja, Stabilitas

Abstract

Stabilitas dapat diartikan bahwa suatu produk reagen yang disimpan pada kondisi tertentu didalam kemasan penyimpanan dan pengangkutan tidak mengalami perubahan dalam batas yang diperbolehkan. Stabilitas suatu reagen penting untuk diketahui agar disaat melakukan pemeriksaan didapatkan hasil yang akurat. Pada beberapa laboratorium preparasi reagen masih dilakukan secara manual sehingga pembuatannya melebihi kebutuhan, namun tidak setiap hari suatu laboratorium melakukan pemeriksaan sehingga penyimpanan reagen memerlukan waktu yang cukup lama. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan reagen kerja yang segera digunakan dan disimpan selama 10 hari dan 12 hari pada suhu 2-8°C menggunakan sampel bahan kontrol normal AST. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuasi dengan rancangan Posstest Only Control Group Design. Sampel penelitian ini adalah reagen kerja yang dibaca pada bahan kontrol normal sebanyak 30 pemeriksaan. Data yang dikumpulkan dianalisis perbedaan statistik regresi linear kemudian dilanjutkan dengan perhitungan dasar pemantapan mutu. Hasil penelitian yang didapatkan rata rata hasil pemeriksaan aktivitas enzim AST menggunakan  reagen kerja segera digunakan dan reagen kerja setelah disimpan selama 10 dan 12 hari adalah 43,8 U/L, 45,1 U/L, 45,4 U/L dan Persentase selisih kerja segera  digunakan dan reagen kerja setelah disimpan selama 10 dan 12 hari adalah 2,97% dan 3,65%. Nilai akurasi 1,2% pada hari ke 10 dan 1,5% pada hari ke 12. Nilai Presisi 5,0% pada hari ke 10 dan 6,4% pada hari ke 12. Total Error 11,3% pada hari ke 10 dan 14,3% pada hari ke 12. Beradasarkan hasil tersebut reagen kerja yang di simpan selama 10 hari dan 12 hari masih dalam kondisi yang dapat digunakan.

References

Aeni, N. (2016). Efek Hepatoprotektor Ekstrak Etanol Daun Pucuk Merah (Syzygium Campaulatum Korth) Pada Tikus Jantan Galur Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Paracetamol. Thesis , Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Azizah, F. N. (2021). Pengaruh Pendiaman Reagen Kerja pada Suhu Ruang Terhadap Hasil Pemeriksaan Asam Urat. Karya Tulis Ilmiah, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Dasgupta, A., & Sepulveda, J. L. (2013). Accurate Results in the Clinical Laboratory: A Guide to Error Detection and Correction. In Elsevier.

Dewi, S. K. (2020). Uji Kesesuaian Hasil Pengukuran Aktivitas Enzim Aspartate Aminotransferase Metode Kinetik Menggunakan Reagen Kerja Baru dan Setelah Pentimpanan Pada Suhu Kamar. Karya Tulis Ilmiah, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta.

Fahisyah, R. N., Naim, N., & Armah, Z. (2019). Pengaruh Variasi Lama Penyimpanan Reagen Enzim 1a Terhadap Hasil Pemeriksaan Ureum Darah Metode Berthelot. Jurnal Media Analis Kesehatan, 10(1), 21–27.

Fairuza, F. (2022). Pengaruh Lama Penyimpanan Reagen Kerja Terhadap Aktifitas Enzim Aspartate Aminotransferase (AST). Karya Tulis Ilmiah, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yokyakarta.

Hartani, K. P. (2022). Stabilitas Serum Control Lyophilized Homemade setelah Rekonstitusi Terhadap Kadar SGOT dan SGPT yang disimpan dalam Freezer pada Suhu -2°C, -4°C, dan -20°C. Thesis, Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.

Isra, Niken, & Christiani, A. (2021). Control Serum Stability Comparison Glutamic Oxaloacetic Transaminase Stored at Temperatures 10°C And -40°C in Laboratory Installation Rsup Dr. M Djamil Padang. Advance in Health Sciences Research, 309–313.

Kustiningsih, Y., Megawati, N., Kartiko, J. J., & Lutpiatina, L. (2017). Pengaruh Variasi Suhu Awal Reagen terhadap Kadar Glukosa Darah Metode Enzimatik. Medical Laboratory Technology Journal, 3(1), 103–107.

Oktami, E., Lestari, F., & Aprilia, H. (2021). Studi Literatur Uji Stabilitas Sediaan Farmasi Bahan Alam. Jurnal Prosiding Farmasi, 7(1), 72–77.

Permenkes. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013 Tentang Cara Penyelenggaraan Lboratorium Klinik.

Rosida, A. (2016). Pemeriksaan laboratorium pada penyakit hati. Jurnal Berkala Kedokteran, 12(1), 123–131.

Safitri, R. (2022). Pemantapan Mutu Pemeriksaan Aspartate Aminotransaminase (AST) dan

Alanine Amino Transaminase (ALT) menggunakan grafik levey- jennings dan matrik sigma. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.

Sartika, F., & Prissilia, Y. (2017). Kadar Serum Glutamate Piruvat Transaminase (ALT) Pada Pengonsumsi Minuman Beralkohol Di Kecamatan Banama Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Jurnal Surya Medika, 3(1), 54–63.

Siregar, M. T., Wulan, W. S., Setiawan, D., & Nuryati, A. (2018). Kendali Mutu. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sun Diagnostics. (2019). Recommended Total Error Allowable Limits. CLIA.

WHO. (2017). Global Hepatitis Report. World Health Organization.

Yasin, Y., Bahrun, U., & Samad, I. A. (2015). Analisis Feritin Dan AST To Platelet Ratio Index Sebagai Petanda Derajat Fibrosis Penyakit Hati Kronis. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 22(1), 72–76.

Downloads

Published

2023-12-11