PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN VIDEO EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SIFILIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAR ANGKATAN 2022
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.18713Keywords:
Pengetahuan, Penyuluhan, Sifilis, Video EdukasiAbstract
Sifilis, penyakit menular seksual (PMS), disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Tingkat pengetahuan mengenai sifilis yang baik dapat membantu mengurangi risiko penularan sifilis. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah penyuluhan. Belum diketahui bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan sifilis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Tarumanagara (Untar) angkatan 2022, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan menggunakan video edukasi terhadap tingkat pengetahuan sifilis pada mahasiswa FK Untar angkatan 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-test dan post-test. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik consecutive non-random sampling. Dilakukan pada bulan April – May 2023 dengan sampel sebanyak 87 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Sebelum penyuluhan didapatkan hasil yang menunjukkan 42 responden (48,3%) dengan tingkat pengetahuan baik, 34 responden (39,1%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 11 responden (12,6%) dengan tingkat pengetahuan kurang. Setelah penyuluhan dilakukan, hasil menunjukkan terjadi perubahan yaitu 67 responden (77%) dengan tingkat pengetahuan baik, 20 responden (23%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan sudah tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang. Setelah dilakukan analisis didapatkan perbedaan yang signifikan (p-value = 0,000) pada tingkat pengetahuan sifilis sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan menggunakan video edukasi, dengan nilai perbedaan rata-rata sebesar 42,22. Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa penyuluhan menggunakan video edukasi berpengaruh terhadap peningkatan tingkat pengetahuan sifilis.References
Arikunto, S (2013) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astrini, L., Djajakusumah, T.S., Nurimaba, N (2016) Perbandingan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Angkatan 2012 dan Angkatan 2015 Tentang Sifilis. Prosiding Pendidikan Dokter. pp. 590-1.
Cosmeticawaty, P.A., Hikmah, H (2014) Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS) Pada Remaja di SMA Negeri 2 Banguntapan Bantul Yogyakarta Tahun 2014. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta. pp. 6-10.
Kang, S., Amagai, M., Bruckner, A.L., Enk, A.H., Margolis, D.J., et al. (2019) Fitzpatrick’s dermatology (pp. 3145-56). New York: McGraw-Hill Education.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2021) Laporan Perkembangan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Triwulan I Tahun 2021. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Peeling, R.W., Mabey, D., Kamb, M.L., Chen, X., Radolf, J.D and Benzaken, A.S. (2017) Syphilis. Nature Reviews Disease Primers, 3(1).
Skolnik, N., Clouse, A., Woodward, J. (2013) Sexually Transmitted Disease, A Practical Guide for Primary Care (pp. 107-12). Humana Press.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Rani Larasati, Irene Dorthy Santoso
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).