AKTIVITAS FISIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO PREMENSTRUAL SYNDROME PADA SISWI SMA
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.18638Keywords:
aktivitas fisik, olahraga, PMSAbstract
Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan kumpulan gejala atau keluhan berupa emosi, psikologis dan fisik yang terkait dengan siklus menstruasi wanita yang biasanya timbul selama 7-10 hari. Belum diketahui pasti penyebab premenstrual syndrome, namun beberapa penelitian menjelaskan bahwa penyebab terjadinya gejala premenstrual syndrome berasal dari ketidakseimbangan hormon pada wanita. Selain itu, premenstrual syndrome disebabkan oleh aktivitas fisik yang dapat membuat hormon tidak seimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan risiko premenstrual syndrome pada siswi SMA. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Nganjuk pada bulan Juni 2023 menggunakan desain case control. Populasi pada penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI SMA Negeri 2 Nganjuk tahun ajaran 2022/2023 sebanyak 422 dengan sampel 32 siswi kelompok mengalami PMS dan 32 anak kelompok tidak mengalami PMS. Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dengan bantuan kuesioner IPAQ (International Physical Activity Questionnaire) untuk mencatat aktivtias fisik dan SPAF (Shortened Premenstrual Assesment Form) untuk mengetahui gejala premenstrual syndrome.Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Regresi Logistic didapatkan hasil p value 0,048 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan aktivitas fisik dengan risiko premenstrual syndrome dan nilai OR 0,301, yang berarti tingkat aktivitas fisik yang rendah akan memiliki risiko premenstrual syndrome sebesar 0,301 kali dibandingkan tingkat aktivitas fisik berat. Pentingnya aktivitas fisik yang teratur sebagai upaya mengurangi keparahan gejala premenstrual syndrome pada siswi SMA.References
Afifah, H. N., Sariati, Y., & Wilujeng, C. S. 2020. The Relationship of Dietary Pattern and Carbohydrate Intake to Insidence of Premenstrual Syndrome (PMS) in Students of Midwifery Bachelor Program University of Brawijaya with Normal Body Mass Index (BMI). Journal of Issues in Midwifery, 4(1), 20–28. https://doi.org/10.21776/ub.joim.2020.004.01.3
Cheng, S. H., Shih, C. C., Yang, Y. K., Chen, K. T., Chang, Y. H., & Yang, Y. C. (2013). Factors associated with premenstrual syndrome - A survey of new female university students. Kaohsiung Journal of Medical Sciences, 29(2), 100–105. https://doi.org/10.1016/j.kjms.2012.08.017
Clarita, H. A., Wulandari, F., Mahmudiono, T., & Setyaningtyas, S. W. (2022). Jenis dan Durasi Olahraga untuk Mencegah Premenstrual Syndrome: Sistematik Review. Amerta Nutrition, 6(3), 315–325. https://doi.org/10.20473/amnt.v6i3.2022.315-325
Fidora, I., & Yuliani, N. I. (2020). Hubungan Antara Tingkat Stres Dengan Sindrom Pramenstruasi Pada Siswi SMA. Journal Menara Ilmu, XIV(01), 70–74.
Fiskalia, R. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Premenstrual Syndrome (PMS) pada Remaja Putri di SMAN 8 Kendari Tahun2018.Politeknik Kesehatan Kendari
Jayadilaga, Y. (2016). Perbandingan Respon Hormon Kortisol Terhadap Aktivitas Futsal Malam Dan Pagi Hari Pada Komunitas Futsal Ikami Malang. Tesis, July, 1–23.
Julianti, W., Marfuah, D., & Noor Hayati, S. (2017). Pengalaman Hidup Remaja Yang Mengalami Premenstrual Syndrome (Pms) Di Smk Moch Toha Cimahi. Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal), 3(2), 63–71. https://doi.org/10.33755/jkk.v3i2.86
Kamilah, Z. D., Utomo, B., & Winardi, B. (2021). Pengaruh Aktivitas Fisik Dan Usia Menarche Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome Pada Remaja Putri. Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, 3(2), 160–166. https://doi.org/10.20473/imhsj.v3i2.2019.160-166
Kesuma Dewi, T., & Dwi Hapsari, E. (2019). Prevalensi Gejala Premenstrual Syndrome (Pms) Dan Premenstrual Dysphoric Disorder (Pmdd) Pada Remaja Di Kota Yogyakarta Prevalence of Premenstrual Syndrome (Pms) and Premenstrual Dysphoric Disorder Symptoms an Adolescent in Yogyakarta City. Tri Kesuma Dewi, 4(1), 373.
Nashruna, Ifana. “Hubungan Aktivitas Olahraga dan Obesitas dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi. Klaten”, 2012: 66-71
Nurcahyo. Ilmu Kesehatan Jilid 2. Jakarta: Depdiknas, 2008. Putri, Kristy Mellya. 2017. “Hubungan Aktifitas Fisik Dan Depresi Dengan Kejadian Sindrom Pra Menstruasi.” JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) 1(1):18–24. https://doi:10.33006/ji kes.v1i1.55
Nuralela E, Widyawati PT. Hubungan Aktivitas Olahraga dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi. Jurnal Ilmu Keperawatan. 2008; 3(1): 1-5
Novita, R. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya. Amerta Nutrition, 2(2), 172. https://doi.org/10.20473/amnt.v2i2.2018.172-181
Ramadhani, D. Y., & Bianti, R. R. (2017). Aktivitas Fisik Dengan Perilaku Sedentari Pada Anak Usia 9-11 Tahun Di Sdn Kedurus Iii/430 Kelurahan Kedurus Kecamatan Karang Pilang Surabaya. Adi Husada Nursing Journal, 3(2), 27–33.
Ryu, A., & Kim, T. H. (2015). Premenstrual syndrome: A mini review. Maturitas, 82(4), 436–440. https://doi.org/10.1016/j.maturitas.2015.08.010
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Alifia Sahadhati Arsa, Sri Sumarmi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).