HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, PENYAKIT INFEKSI, AKSES PELAYANAN TERHADAP STUNTING DI PUSKESMAS CUBO

Authors

  • Nurul Husna Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh, Indonesia
  • Fauzi Ali Amin Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh, Indonesia
  • Ramadhaniah Ramadhaniah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Aceh, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.17781

Keywords:

balita, pelayanan kesehatan, stunting

Abstract

Stunting  adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Laporan Puskesmas Cubo pada tahun 2021 kasus stunting  28,94%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko penyebab terjadinya Stunting  pada balita Usia > 6-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cubo Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2022. Metode penelitian deskriptik analitik dengan desain penelitian case control. Populasi sebanyak 100 balita stunting  dan 100 balita tidak stunting . Teknik sampel menggunakan total sampel yaitu 1:1 sebanyak 100 balita stunting  dan 100 balita tidak stunting . Pengumpulan data dilakukan 13 Juli s/d 28 juli 2022 dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara. Analisis data  menggunakan uji Chi-Square program SPSS 21, aplikasi nutrisuervey dan aplikasi PSG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan asupan energi (OR= 2,66 ; P value =0,001), asupan protein (OR= 2,73 ; P value =0,001), penyakit infeksi (OR= 2,55 ; P value =0,001) dan akses pelayanan kesehatan (OR= 0,51 ; P value =0,021) dengan kejadian Stunting  pada balita usia > 6-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Cubo Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2022. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa asupan energy, asupan protein, penyakit infeksi dan akses pelayanan kesehatan menjadi faktor risiko penyebab terjadinya Stunting  pada balita Usia > 6-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cubo Kecamatan Bandar Baru Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2022.

References

Adriyani. (2016). Pengantar Gizi Masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

Aisyah. I. S. (2021). Hubungan Asupan Energi Dan Asupan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Balita (24-59 Bulan) Di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(1).

Aridiyah. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. E-Journal, Pustaka Kesehatan.

Bening. (2016). Asupan gizi makro dan mikro sebagai faktor risiko stunting anak usia 2-5 tahun di semarang. Jurnal Medica Hospitalia.

Glaudia. (2017). Hubungan antara riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada anak usia 13-36 bulan diwilayah kerja puskesmas tuminting kota manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Irmawati. (2015). Bayi dan Balita Sehat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Iseu. (2021). Hubungan Asupan Energi dan Asupan Protein Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kelurahan Karanganyar Kecamatan Kawalu Kota Tasimalaya.

Juliningrum, P. P. (2019). Asupan Gizi Makronutrien Pada Toddler. The Indonesian Journal of Health Science, 11(1), 40–46.

Kemenkes RI. (2019). Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA.

Kusumawati. R. M. (2023). Hubungan Akses Layanan Kesehatan Saat Kehamilan Terhadap Kejadian Stunting. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 20–2.

Maghfirah. (2020). Analisis Faktor Risiko Stunting Pada Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Reubee Kecamatan Delima Kabupaten Pidie Tahun 2020. In Skripsi Kesehatan Masyarakat. Aceh: Universitas Muhammadiyah Aceh.

Mangunksumo. (2015). Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Maywita. E. (2015). Faktor Risiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Umur 12-59 Bulan Di Kelurahan Kampung Baru Kec. Lubuk Begalung Tahun 2015. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 3(1), 56–6.

Mentiana. Y. (2020). Hubungan asupan energi dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun kota Pekanbaru. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 5(3), 591-.

Palino & Majid. (2017). Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Urnal, Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.

Ruswati. (2021). Risiko penyebab kejadian stunting pada anak. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat, Vol, 1. No.

Sajawandi. (2015). Ilmu Gizi II. Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Sampe. (2020). ASI Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, Vol.11, No.

Sari. (2016). Asupan Protein, Kalsium Dan Fosfor Pada Anak Stunting Dan Tidak Stunting Usia 24-59 Bulan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.

Supariasa. (2017). Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta: EGC.

Susilowati & Kuspriyanto. (2016). Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Lampung: Ghalia.

Sutriyawan. A. (2020). Hubungan status imunisasi dan riwayat penyakit infeksi dengan kejadian stunting pada balita: studi retrospektif. In Journal of Midwifery. Bengkulu: Universitas Bhakti Kencana.

Tutik. (2019). Pendamping Gizi Pada Balita. Yogyakarta: Deepublish.

WHO. (2019). Angka Kejadian Stunting Pada Balita.

Downloads

Published

2023-09-28