HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELIMA KABUPATEN PIDIE
DOI:
https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.17604Keywords:
balita usia 24-59 bulan, pola makan, stuntingAbstract
Stunting adalah permasalahan gizi pada balita yang digambarkan sebagai gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang terakumulasi dalam jangka waktu yang lama, sehingga manifestasi fisiknya lebih terlihat pada usia 24-59 bulan. Stunting menjadi salah satu permasalahan dalam proses pertumbuhan dikarenakan berhubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya kesakitan, kematian, dan perkembangan otak yang kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Delima Kabupaten Pidie. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan metode cross-sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah sampel 50 responden. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung melalui lembar kuesioner child feeding questionnaire (CFQ) sebanyak 15 pertanyaan dan pengukuran tinggi/panjang badan menggunakan alat ukur tinggi microtoise, penelitian ini dilakukan selama satu bulan dari bulan Juni-Juli 2023. Analisis data yang digunakan yaitu uji chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 1 orang (2%) yang mengalami stunting serta memiliki pola makan yang tidak tepat dan terdapat pula 45 orang (90%) yang mengalami stunting tetapi memiliki pola makan yang tepat. Selain itu, diketahui pula bahwa terdapat 2 orang (4%) yang tidak mengalami stunting tetapi memiliki pola makan yang tidak tepat dan terdapat pula 2 orang (4%) yang tidak mengalami stunting serta memiliki pola makan yang tepat. Nilai p value 0,014 dimana nilainya lebih kecil dari ? (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola makan dan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Delima Kabupaten Pidie.References
Bella, F. D., Fajar, N. A., & Misnaniarti. (2019). Jurnal Gizi Indonesia Hubungan pola asuh dengan kejadian stunting balita dari keluarga miskin di Kota Palembang. Jurnal Gizi Indonesia, 8(1), 31–39.
Dinas Kesehatan Propinsi Aceh. (2021). Dinas Kesehatan Aceh LKJ (Laporan Kinerja) tahun 2021 (Issue 6).
Dwijayanti, L. A., & Adnyani, N. S. P. S. (2019). Pola Pemberian Makan Pada Balita Stunting Di Sawan, Kabupaten Buleleng. 4(2), 101–106.
Fatonah, S., Jamil, N., & Risviatunnisa, E. (2020). Hubungan Pola Asuh Ibu dalam Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Puskesmas Leuwigajah Cimahi Selatan Tahun 2019. 13(2), 293–300.
Irwan, M., & Risnah. (2021). Penyuluhan Kesehatan Berpengaruh Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Stunting. Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas, 1(2), 126–133.
Kemenkes RI. (2007). Riskesdas 2007. Laporan Nasional 2007, 1–384.
Kemenkes RI. (2010). Riskesdas 2010. Laporan Nasional 2010, 1–466.
Kemenkes RI. (2013). Riskesdas 2013. Science, 127(3309), 1275–1279.
Kemenkes RI. (2017). Buku saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. In Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2018a). Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Dalam Percepatan Pencegahan Stunting Di Indonesia. In Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2018b). Riskesdas 2018. In Riset Kesehatan Dasar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Buku saku hasil studi Status Gizi Indonesia (SSGI).
Larasati, N. D. (2022). Hubungan Pola Makan pada Anak Usia Balita dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Baki.
Liliandrini, A. (2022). Hubungan Pola Pemberian Makan Terhadap Kejadian Stunting Umur 2-5 Tahun Di Puskesmas Anreapi. Journal Peqguruang?: Conference Series, 4.
Maesarah, Adam, D., Hatta, H., Djafar, L., & Ka’aba, I. (2021). Hubungan Pola Makan dan Riwayat ASI Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Gorontalo. 1(1), 50–58.
Noviana, U., & Ekawati, H. (2019). Analisis Faktor Berat Badan Lahir, Status Ekonomi Sosial, Tinggi Badan Ibu Dan Pola Asuh Makan Dengan Kejadian Stunting. Prosiding Seminar Nasional, 1(1), 31–45.
Pujiati, W., Nirnasari, M., & Rozalita. (2021). Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 1-36 Bulan. Jurnal Menara Medika, 4(1), 28–35.
Rohmah, M., & Natalie, R. S. (2020).Kejadian Stunting di Tinjau dari Pola Makan dan Tinggi Badan Orang Tua Anak Usia 12-36 Bulan di Puskesmas Kinoivaro Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah. 3(2), 207–215. https://doi.org/10.30994/jqwh.v3i2.74
Suseni, N. P. I., Tat, F., & Djogo, H. M. A. (2022). Hubungan Kebiasaan Makan Dan Praktik Kebersihan Diri Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Chmk Health Journal, 6(1), 372–386.
Wibowo, D. P., Tristiyanti, D., Sutriyawan, A., Tinggi, S., Indonesia, F., Mega, U., Makassar, R., Kemenkes, P., Raya, P., Raya, P., & Kencana, U. B. (2023). Pola asuh ibu dan pola pemberian makanan berhubungan dengan kejadian stunting. 6(2), 116–121.
Widianti, S., Patriasih, R., & Yulia, C. (2019). Pola Makan Balita Status Gizi Kurang di Puskesmas Ciumbuleuit Cidadap Bandung. Jurnal Sains Boga, 2(2), 37–47.
World Health Organization. (2018). Reducing Stunting In Children.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Humaira Humaira, Emiralda Emiralda, Fuadi Fuadi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work’s authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).