PERBEDAAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENCEGAHAN ISPA PASCA DILAKUKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Authors

  • Sandi Nugraha Program Studi D3 Keperawatan,Universitas Pendidikan Indonesia
  • Iis Aisyah Program Studi Profesi Ners, Universitas Pendidikan Indonesia
  • Ayu Prameswari Program Studi Profesi Ners, Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i2.15797

Keywords:

ISPA, pendidikan kesehatan, pengetahuan

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) aatau dikenal juga penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan. Di Indonesia kematian akibat ISPA pada balita pada tahun 2019, menempati urutan pertama, dengan jumlah mencapai 1,473 balita dari 151 juta balita yang menderita ISPA. Untuk membantu mencegah masalah ini, hal yang paling tepat yaitu memberikan pendidikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu tentang pencegahan ISPA sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sejumlah 52 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah implementaasi pendidikan kesehatan ditandai dengan adanya perubahan tingkat pengetahuan yang sebelumnya kurang dan cukup menjadi meningkat baik. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan terkait pencegahan ISPA berdampak baik bagi pengetahuan ibu.  Simpulannya yaitu sebelum  diberikan pendidikan kesehatan dari  52 responden (100%)  didapatkan hasil sebanyak 31 responden (60%) kategori pengetahuan kurang, dan 21 responden (40%) dengan kategori pengetahuan cukup. Setelah diberikan pendidikan kesehatan, seluruh responden yang berjumlah 52 responden (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Adanya perbedaan tingkat pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah Implementaasi pendidikan kesehatan ditandai dengan adanya perubahan tingkat yang pengetahuan yang sebelumnya kurang dan cukup menjadi meningkat baik.

References

(Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, 2021)Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. (2021). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.

(Jalil et al., 2018)(Marni et al., 2021)(Notoatmodjo, 2018)

(Kementerian Kesehatan RI, 2020)

Ari, D. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika J(KEMENTERIAN KESEHATAN RI, 2017)

Aryani, N., & Shapiro, H. (2018). Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Di Dalam Rumah Dengan ISPA Pada Balita Di Puskesmas Helvetia Tahun 2016. 1 Jurnal Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Hidup, 3(1), 1

Chandrawati, P. F. (2017). HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH TERHADAP FREKUENSI KEJADIAN ISPA masyarakat yang utama terutama pada bayi ( 0-11 Beberapa faktor yang mempengaruhi tidak langsung . Faktor risiko yang menyebabkan berat badan lahir rendah ( BBLR ), status gizi buruk , Dat. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Vol. 10 No(Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang), 31– 36. http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/4145/4518

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. (2021). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang.

Jalil, R., Yasmani, & Laode Muhammad Sety. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementerian Kesehatan RI.

Jalil, R., Yasmani, & Laode Muhammad Sety. (2018). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABANGKA KECAMATAN KABANGKA KABUPATEN MUNA. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.

Jurnal Pengabdian Masyarakat Al-Irsyad Vol. II, No. 1. April 2020 42

Masriadi. (2017). . Epidemiologi Penyakit Menular. Raja Grafindo Persada.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI. (2017). PROFIL PENYAKIT TIDAK MENULAR 2016. In Journal of Chemical Information and Modeling.

KEMENTERIAN KESEHATAN RI. (2017). PROFIL PENYAKIT TIDAK MENULAR 2016. In Journal of Chemical Information and Modeling.

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Kementerian Kesehatan RI.

Marni, L., Asman, A., & Yanti, E. (2021). The Effect of Health Education on the Implementation of Early Mobilization in Post op Abdomen Patients in the Surgical Ward of Pariaman’s RSUD in 2018. https://doi.org/10.2991/ahsr.k.210130.052

Marni, L., Asman, A., & Yanti, E. (2021). The Effect of Health Education on the Implementation of Early Mobilization in Post op Abdomen Patients in the Surgical Ward of Pariaman’s RSUD in 2018. https://doi.org/10.2991/ahsr.k.210130.052

Notoatmodjo. (2018). Jenis dan Desain Penelitian. Penelitian Deskriptif Adalah.

Notoatmodjo. (2018). Jenis dan Desain Penelitian. Penelitian Deskriptif Adalah.

Tamsir, Gambaran perilaku ibu terhadap kejadian penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Mabodo, Kec. Kontunaga Kabupaten Muna Tahun 2016

Wahyuni, N. M. H., Mirayanti, N. K. A., & Eka Sari, N. A. M. (2020). Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita Di Uptd Puskesmas Tabanan Iii. Bali Medika Jurnal, 7(1), 11–23. https://doi.org/10.36376/bmj.v7i1.94 Wardani, N. K.,

WHO. (2020). Manual praktis untuk mengatur dan mengelola pusat pengobatan ISPA dan fasilitas skrining ISPA di fasilitas pelayanan kesehatan. World Health Organization, 100. (WHO/2019-nCoV/SARI_treatment_center / 2020.1)

Downloads

Published

2023-06-25

Issue

Section

Articles