PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

Authors

  • Puja Maya Sari Universitas Dharmas Indonesia
  • Novia Dwijayanti Program Studi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Dharmas Indonesia
  • Siti Ainawati Mumtazah Program Studi Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Dharmas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31004/jkt.v4i3.14730

Keywords:

Kompres Hangat, Nyeri Persalinan, Kala I Fase Aktif, Ibu Bersalin

Abstract

Nyeri bersalin terjadi karena kontraksi otot polos pada uterus yang menyebabkan hipoksia dimana kondisi kadar oksigen di dalam tubuh menurun, penekanan dan peregangan servik saat penipisan dan pembukaan servik, serta adanya peregangan lapisan peritoneum yang meliputi uterus. Terdapat 288 ibu bersalin, 41% diantarnya mengalami nyeri berat. Metode yang diterapkan oleh bidan dalam pelayanan kebidanan yaitu salah satunya kompres hangat. Kompres hangat adalah suatu metode non-farmakologi untuk menekan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian preeksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest posttest. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sebanyak 30 ibu bersalin. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar SOP (Standar Operasional Prosedur). Analisis data menggunakan uji wilcoxon signed ranks. Sebelum dilakukan kompres hangat sebanyak 16 responden (53,3%) mengalami nyeri berat. Sesudah dilakukan kompres hangat 15 orang (50,0%)  mengalami nyeri sedang. Hasil analisis data mengguakan uji wilcoxon yaitu p value 0,001, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian kompres hangat  terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk merapkan kompres hangat  kepada ibu bersalin sehingga dapat dijadikan metode pengurangan rasa nyeri yang efektif khususnya pada ibu bersalin. Nyeri bersalin terjadi karena kontraksi otot polos pada uterus yang menyebabkan hipoksia dimana kondisi kadar oksigen di dalam tubuh menurun, penekanan dan peregangan servik saat penipisan dan pembukaan servik, serta adanya peregangan lapisan peritoneum yang meliputi uterus. Terdapat 288 ibu bersalin, 41% diantarnya mengalami nyeri berat. Metode yang diterapkan oleh bidan dalam pelayanan kebidanan yaitu salah satunya kompres hangat. Kompres hangat adalah suatu metode non-farmakologi untuk menekan rasa nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian preeksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest posttest. Sampel diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sebanyak 30 ibu bersalin. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar SOP (Standar Operasional Prosedur). Analisis data menggunakan uji wilcoxon signed ranks. Sebelum dilakukan kompres hangat sebanyak 16 responden (53,3%) mengalami nyeri berat. Sesudah dilakukan kompres hangat 15 orang (50,0%)  mengalami nyeri sedang. Hasil analisis data mengguakan uji wilcoxon yaitu p value 0,001, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pemberian kompres hangat  terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk merapkan kompres hangat  kepada ibu bersalin sehingga dapat dijadikan metode pengurangan rasa nyeri yang efektif khususnya pada ibu bersalin.

References

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas Edisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmadi. (2014). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.Jakarta : Salemba Medika.

Bobak, M. Irene, dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Alih. Bahasa : Maria A. Wijayarini. Jakarta : EGC.

Cunningham. (2014). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Depkes RI. (2008). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Felina, M., Iryani, D. (2014). Artikel Penelitian Pengaruh Kompres Hangat dan Dingin terhadap Penurunan Nyeri Kala 1 Fase Aktif Persalinan Fisiologis Ibu Primigravida. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(78), 58-64.

Fitrianingsih, Yen dan Kemala Wandani. 2018. Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Rasa Nyeri Persalinan Kala I Fase Persalinan Fase Aktif di 3 BPM Kota Cirebon. Jurnal Care, Vol .6, No.1.

Ganji, Z., Shirvani, M. A., Rezaei-Abhari, F., dan Danesh, M. (2013). The Effect of Intermittent Local Heat and Cold on Labor Pain and Child Birth Outcome. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 18(4), 298-303.

Gay, L. R. dan Diehl, P. L., (1992). Research Methods for Business and Management. MacMillan Publishing Company. New York.

Jozwiak, M. & Dodd, J. M. (2013). Methods of term labour induction for women with a previous caesarean section. The Cochrane Library.

Leksana, E. dan Adipradja K., (2013). Manajemen nyeri persalinan. In: Bisri, T., Wahjoeningsih, S., Suwondo, B.S. Anestesi obstetri. Bandung: Saga Olahcitra, 315-354.

Mander, Rosemary. (2014). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.

Prasetyo. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta: Graha Ilmu.

Ratnasari, Dwi. (2015). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Di BPM Wikaden Imogiri Bantul Yogyakarta Tahun 2015. Thesis S2 Kebidanan: Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Sheoran, P. and Panchal, R. (2015). A Study to Assess the Effectiveness of Abdominal Effleurage on Labor Pain Intensity and Labour Outcomes Among Nullipara Mothers During 1 st Stage of Labor In Selected Hospitals of District. International Journal of Science and Research, 4(1): 1585–1590.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Xaverini, Kadek Nancy. (2017). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu di Rumah Sakit Bersalin Dewi Sartika Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan.

WHO. (2015). Maternal Mortality. World Health Organization.

Downloads

Published

2023-07-22